Bisnis.com, JAKARTA — Pramono Anung-Rano Karno untuk sementara unggul dalam hasil quick count Pilkada Jakarta 2024 versi Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Berdasarkan data quick count yang dilakukan LSI hingga Rabu (27/11/2024) pukul 15.25 WIB, pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 3 itu meraih suara sebesar 49,76%.
Sementara itu, Ridwan Kamil-Suswono berada di peringkat kedua. Pasangan cagub dan cawagub nomor urut 1 itu meraih suara sebesar 39,73%.
Adapun, pasangan cagub dan cawagub independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana berada di posisi bontot. Raihan suara paslon itu mencapai 10,51%.
Pada saat itu, LSI melaporkan jumlah suara yang telah masuk dalam hasil quick count Pilkada Jakarta 2024 sudah mencapai 56,50%.
Tingkat partisipasi publik dalam Pilkada Jakarta 2024 menurut hasil quick count versi LSI mencapai 68,97%. Margin of error dari hasil quick count ini tercatat sebesar 0,69%.
Baca Juga
Bahkan, Pramono-Rano unggul di tiga daerah pemilihan atau dapil di Jakarta. Berikut perinciannya:
Wilayah |
Data TPS Masuk | Ridwan Kamil- Suswono | Dharma-Kun | Pramono-Rano | Data Masuk |
Jakarta I | 49,82% | 40,39% | 10,58% | 49,03% | 49,82% |
Jakarta II | 52,16% | 39,02% | 9,66% | 51,31% | 52,16% |
Jakarta III | 64,74% | 39,79% | 11,15% | 49,05% | 64,74% |
Total | 56,50% | 39,73% | 10,51% | 49,76% | 56,50% |
Sebagai catatan, quick count hanya merupakan salah satu metode penghitungan suara yang dapat menjadi panduan publik dalam memantau hasil Pilkada 2024.
Berdasarkan sejumlah sumber, metode quick count dilakukan dengan menggunakan ilmu statistik, yakni mengambil dan menghitung sebagian kecil sampel suara untuk memprediksi hasil akhir.
Data dihimpun berdasarkan berita acara hasil perhitungan (C1) di TPS. Adapun pemilihan sampel ini tidak dilakukan secara acak, melainkan memiliki beberapa pertimbangan ataupun kriteria tertentu, sehingga sampel tersebut valid untuk menjadi perwakilan dari keseluruhan masyarakat.
Karena mengambil sampel dari beberapa TPS, metode ini memiliki margin of error yang lebih rendah dibandingkan exit poll.
Kendati begitu, hasil quick count bukanlah hasil akhir pemilu (real count) dari Komisi Pemilihan Umum, sehingga tidak dapat dijamin 100% keakuratannya.