Bisnis.com, JAKARTA – Aksi saling serang antara Hamas dan tentara pendudukan Israel telah berlangsung 1 tahun terhitung sejak 7 Oktober 2023 lalu. Eskalasi konflik tidak kunjung mereda. Israel tanpa ampun terus menghujani bom, rudal, dan berbagai senjata kelas berat lainnya ke wilayah Gaza yang sudah porak-poranda. Namun demikian, negeri Zionis belum berhasil mencapai tujuannya. Hamas masih eksis dan aktif melakukan perlawanan di tengah blokade Israel.
Sebaliknya, konflik antara Israel dan Hamas itu menjadi petaka bagi warga Gaza. Aksi bombardir Israel yang tidak membedakan antara Hamas dan warga sipil, telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Gaza. Jutaan warga hidup dalam ketidakpastian. Rumah mereka hancur, akses ke makanan terbatas, dan teror bom, rudal serta senjata Israel membuat warga Gaza hidup berpindah-pindah. Kamp pengungsianpun, bahkan, tidak lagi menjadi tempat aman bagi warga Gaza.
Belum selesai isu Gaza, konflik dan peperangan di Gaza terancam berubah menjadi perang regional. Iran, Houthi di Yaman, dan Hizbullah di Lebanon, berulangkali menyerang wilayah pendudukan Israel. Rudal Houthi bahkan berhasil menembus sistem pertahanan udara. Hizbullah, yang beroperasi di wilayah Lebanon Selatan, juga aktif menyerang fasilitas militer maupun pemukim yang menduduki wilayah Palestina.
Israel tidak tinggal diam. Hanya dalam waktu 3 bulan mereka telah membunuh orang-orang penting Hamas dan Hizbullah. Pada Juli 2024, mereka membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pada tanggal 27 September 2024, Israel membunuh petinggi Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Pembunuhan Ismail Haniyeh dan Hassan Nasarallah memicu kemarahan Iran. Pada tanggal 1 Oktober 2024 lalu, ratusan rudal Iran menghujani dua wilayah Israel. Tel Aviv yang selama ini dikenal sebagai ibu kota pendudukan Israel terkena serangan rudal Iran. Iran kemudian mengonfirmasi telah menggunakan rudal hipersonik ‘Fattah’ dalam serangan tersebut. Rudal canggih Iran mengecoh sistem pertahanan udara Iron Dome dan David Sling, yang selama ini dikenal ampuh menangkis serangan roket dan rudal dari musuh-musuh Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tidak bisa menyembunyikan kegeramannya. Dia telah mengancam akan membalas serangan rudal Iran. Sehari setelah serangan Iran tersebut, Israel terus memborbardir wilayah Lebanon. Beberapa objek strategis di ibu Kota Lebanon, Beirut, dihantam oleh serangan udara tentara Zionis.
Baca Juga
Tidak hanya itu, Israel juga mulai melakukan serangan darat ke Lebanon Selatan. Pertarungan sengit antara pasukan Israel melawan Hizbullah berkecamuk. Informasi di berbagai saluran media sosial yang terafiliasi dengan Hizbullah maupun Israel mengungkap ketegangan menyeruak di wilayah Lebanon Selatan. Sejumlah helikopter Israel hilir mudik mengangkut pasukan yang terluka atau tewas.
Namun demikian, belum jelas apakah tentara yang terluka atau tewas itu merupakan imbas dari pertempuran dengan pihak Hizbullah. Pemerintah Israel belum memberikan konfirmasi resmi mengenai insiden terhadap prajuritnya yang baru saja masuk ke wilayah Lebanon Selatan. Di sisi lain, pihak Israel juga mengklaim bahwa serangan rudal Iran tidak menimbulkan kerugian yang cukup serius.
“Iran meluncurkan sekitar 200 rudal ke Israel kemarin. Iran menyerang wilayah sipil dan membahayakan nyawa banyak warga. Berkat perilaku sipil yang tepat dan pertahanan berkualitas tinggi, kerusakannya relatif kecil. Kami akan merespons, kami tahu cara menemukan target penting, kami tahu cara menyerang dengan presisi dan kekuatan,” demikian keterangan resmi yang dikutip dari laman resmi Israel.
Adapun pejabat militer Israel telah mengunjungi Pangkalan Udara Tel Nof. Pangkalan menurut klaim mereka beroperasi penuh, tidak berhenti beroperasi sesaat pun, dan terus melakukan serangan di mana pun diperlukan. “Kami memiliki kemampuan untuk mencapai dan menyerang titik mana pun di Timur Tengah. Dan musuh-musuh kami yang belum memahami hal ini, akan segera memahaminya."
Israel sendiri telah melancarkan serangan udara di Yaman, Lebanon, Suriah, dan Gaza, sementara media pemerintah Suriah melaporkan bahwa salah satu serangan menargetkan depot senjata Rusia di Pangkalan Udara Hmeimim, yang terletak di pedesaan Jableh di pantai barat Suriah. Tak hanya itu, Israel juga tengah merencanakan untuk menyerang objek-objek milik Iran.
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa setelah serangan rudal Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) ke jantung wilayah pendudukan Israel sebagai bentuk aksi perlawanan. Masoud menegaskan kepada Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu agar memahami bahwa Iran bukan merupakan negara agresif, tetapi tetap tegas dalam melawan setiap ancaman.
“Berdasarkan hak yang sah dan dengan tujuan menciptakan perdamaian dan keamanan bagi Iran dan kawasan, respons tegas telah diberikan terhadap agresi rezim Zionis. Tindakan ini untuk membela kepentingan dan warga negara Iran,” tulis Pezeshkian di akun X miliknya dikutip pada Rabu (2/10/2024).
Presiden Iran mengingatkan Netanyahu agar tidak terlibat konflik dengan Iran. Pasalnya, serangan yang dilancarkan ke jantung kota Tel Aviv baru sebagian kecil dari kekuatan militer Iran. “Ini hanyalah sebagian kecil kekuatan kita. Jangan terlibat konflik dengan Iran,” tambahnya lagi.