Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa 3 Anti-Misil Israel seharga Triliunan Rupiah Bisa Dibobol Iran?

Israel telah menghabiskan triliunan rupiah untuk membangun 3 anti-misil untuk melindungi wilayahnya.
Tentara Israel berjalan di dekat tank di tengah konflik Israel dan Hamas di dekat Perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024./Reuters
Tentara Israel berjalan di dekat tank di tengah konflik Israel dan Hamas di dekat Perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Israel telah menghabiskan triliunan rupiah untuk membangun 3 anti-misil untuk melindungi wilayahnya. Akan tetapi pada Selasa 1 Oktober 2024 lalu, anti-misil kebanggaan mereka berhasil ditembus Iran.

Iran menembakkan serangkaian rudal ke Israel pada Selasa malam waktu setempat sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Ratusan rudal terlihat terbang di atas kota-kota Israel sementara penduduk berlarian ke tempat perlindungan bom. Menurut media lokal, Iran telah menembakkan lebih dari 200 rudal balistik ke Israel.

Israel sendiri sebenarnya bukan tanpa pertahanan, mereka memiliki beberapa anti-misil yang bisa melindungi wilayah mereka dari rudal musuh.

Sebelum serangan mengejutkan ini, Israel tampak yakin bahwa sistem pertahanan udara mereka.

Anti-misil Israel yang dikembangkan dengan cermat sejak Perang Teluk 1991 diklaim dapat mencegat serangan musuh dan mencegah kerusakan besar.

Sistem pertahanan rudal Arrow, yang terdiri dari Arrow-2 dan Arrow-3, dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer bumi.

Sistem jarak jauh ini dikembangkan dengan mempertimbangkan ancaman rudal Iran.

Sistem ini menggunakan hulu ledak yang dapat dilepas yang bertabrakan dengan targetnya, menetralkan potensi ancaman sebelum mencapai daerah berpenduduk.

Saking hebatny klaim, pada tanggal 28 September, Jerman menandatangani surat komitmen untuk membeli sistem Arrow-3 dengan harga hampir $4,2 miliar.

Rudal dua tahap ini tidak memiliki hulu ledak karena rudal ini bertugas menghancurkan rudal balistik yang datang hanya dengan kekuatan tumbukan yang sangat besar.

Ini membuatnya mampu menghantam peluru dengan peluru mengingat kecepatan tinggi yang terlibat.

Selain Arrow, dua anti-misil milik Israel lainnya adalah Iron Dome dan David's Sling.

Iron Dome merupakan sistem anti-rudal yang dibuat bersama oleh Israel dan AS dan dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense System.

Sementara David's Sling merupakan sistem anti-rudal buatan dalam negeri yang sudah cukup lama digunakan pertahanan udara Israel.

Di antara ketiganya, yang paling dibanggakan Israel jelas anti-misil Arrow.

Sistem Arrow 2 dan 3 mampu menangani rudal jarak jauh seperti Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) yang kemungkinan akan terbang pada ketinggian di luar atmosfer Bumi.

Dilansir dari ABC News, kemampuan ini serupa dengan sistem pertahanan udara THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) militer AS.

Sementara sistem Arrow 3 diyakini memiliki jangkauan 1.500 mil dan dapat mencapai ketinggian 100 mil.

Secara garis besar, Arrow 2 dirancang untuk meledak di dekat rudal guna menjatuhkan rudal yang datang, sedangkan Arrow 3 merupakan rudal yang mampu menyerang dan membunuh.

Sistem Arrow 2 baru-baru ini digunakan untuk menembak jatuh rudal jarak jauh yang ditembakkan ke Israel oleh kelompok militan Houthi di Yaman, yang diduga untuk mendukung Hamas dan Hizbullah dalam perang mereka dengan Israel.

Lalu mengapa 3 anti-misil Israel bisa ditembus Iran?

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper