Bisnis.com, YOGYAKARTA – Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury memprediksi terdapat potensi kerja sama yang melimpah saat penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) yang akan dilaksanakan di Bali pada 1-3 September 2024.
Dia mengatakan bahwa target dari pemerintah mengaku bahwa terdapat perjanjian kerja sama ekonomi yang ditaksir akan mencapai Rp58 triliun.
“Kami harap bisa ditandatangani berbagai perjanjian kerja sama ekonomi diperkirakan mencapai Rp58 triliun,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (27/8/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa terdapat empat sektor yang akan difokuskan dalam forum tersebut, termasuk di bidang energi. Mengingat 10% cadangan energi dunia keberadaannya berada di Afrika.
Kekayaan energi itu, kata Pahala, turut menyokong beberapa negara besar seperti China yang mengonsumsi energi yang berasal dari Afrika, termasuk Indonesia yang hingga 20—25% melakukan import crude oil atau minyak mentah yang berasal dari Afrika khususnya Nigeria.
Selain Energi, Pahala memerinci sektor lainnya adalah ketahanan pangan baik itu produksi pangan dan juga edible oil ke Afrika. Pasalnya, pemerintah berharap mampu mengembangankan ketahanan pangan. Mengingat beberapa negara dari Afrika Utara memiliki cadangan besar untuk fosfat yang diperuntukan untuk bahan baku pupuk NPK.
Baca Juga
Selanjutnya, dia menyebut sektor kesehatan juga akan menjadi pembahasan, sebab Indonesia Indonesia sudah mengeskpor kurang lebih 1 miliar dosis vaksin dari negara Afrika. Harapannya, kerja sama ini juga membuka kesempatan untuk diversifikasi produk ekspor khususnya di sekor kesehatan.
Terakhir, Pahala mengatakan bahwa di sektor pertambangan, pemerintah berharap bisa membuka hubungan sentra produksi bahan bahan mengenai kendaraan listrik ataupun baterai. Apalagi sebagian bahan mineral untuk baterai itu keberadaannya cukup besar di Afrika seperti cobalt lithium graphite.