Bisnis.com, JAKARTA — Sosok pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov yang baru saja ditangkap di Bandara Bourget, Prancis pada Sabtu (24/8/2024) malam ternyata memiliki kekayaan fantastis.
Mengacu Forbes Real Time Billionaires pada Minggu (25/8/2024) Pavel Durov merupakan orang terkaya ke-120 di dunia, dengan total harta kekayaan sebesar US$15,5 miliar. Jika dikonversi ke rupiah, maka sebesar Rp241,08 triliun (kurs jisdor Rp15.554 per dolar AS).
Adapun, kekayaan Durov sempat melonjak drastis dari US$3,4 miliar pada 2020 menjadi US$17,2 miliar pada 2021. Kekayaan itu terutama disumbang dari aplikasi perpesanan Telegram, yang memiliki lebih dari 900 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia.
Adapun, Telegram aplikasi yang digunakan secara gratis itu bersaing dengan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp milik Facebook.
Pavel Valeryevich Durov merupakan pria kelahiran 10 Oktober 1984. Dia merupakan seorang pengusaha di Prancis-Saint Kitts dan Emirat kelahiran Rusia yang dikenal sebagai pendiri situs jejaring sosial VK dan aplikasi Telegram Messenger.
Dia memperoleh gelar Magister Sains di Universitas Negeri Saint Petersburg pada 2006. Selepas menyelesaikan studinya, Durov bersama kakaknya, Nikolai Durov menciptakan aplikasi VKontakte dengan Ilya Perekopsky, yang kemudian dikenal sebagai VK.
Baca Juga
Alhasil, Durov dikenal sebagai "Mark Zuckerberg-nya Rusia" karena dia menciptakan Vkontakte (VK), jaringan sosial terbesar di Rusia, pada usia 22 tahun.
Pada tahun 2018, Pavel, bersama saudaranya Nikolai, mengumpulkan US$1,7 miliar dari investor untuk membuat TON, sebuah sistem blockchain, namun sistem tersebut ditutup setelah SEC melarangnya.
Durov meninggalkan Rusia pada 2014 setelah dia menolak bekerja sama dengan dinas rahasia Rusia dan memberikan data terenkripsi dari pengguna jejaring sosial pertamanya, VK.
Kemudian, Durov memindahkan dirinya dan Telegram ke Dubai pada tahun 2017, dan Durov menjadi warga negara Prancis pada 2021.
Sejak perang Ukraina dimulai pada 2022, Telegram telah menjadi sumber informasi penting, dan banyak disinformasi pula, terkait dengan konflik tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Pavel Durov ditangkap di bandara Bourget di luar Paris pada Sabtu malam, kata TF1 TV dan BFM TV, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
TF1 dan BFM mengatakan bahwa penyelidikan difokuskan pada kurangnya moderator di Telegram, dan polisi menganggap bahwa situasi ini memungkinkan aktivitas kriminal terus berlanjut di aplikasi perpesanan tersebut.
TF1 mengatakan Durov telah melakukan perjalanan dari Azerbaijan dan ditangkap sekitar pukul 20:00 (18:00 GMT). Kedutaan Besar Rusia di Prancis mengatakan kepada kantor berita Rusia TASS bahwa pihaknya tidak dihubungi oleh tim Durov setelah laporan penangkapan tersebut, namun pihaknya segera mengklarifikasi situasi tersebut.