Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia telah mampu mengurangi angka stunting pada 2023.
Berdasarkan pidatonya dalam Sidang Tahunan MPR RI, angka stunting telah mampu dikurangi sepanjang 2023 yaitu dengan penurunan sekitar 15,7%.
"Angka stunting mampu kita kurangi dari sebelumnya 37,2% menjadi 21,5% di tahun 2023," katanya, saat Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI, pada Jumat (16/8/2024).
Jika melihat Buku Survei Status Gizi Indonesia 2022, prevalensi stunting di tahun 2023, memiliki target penyelesaian 17,8%, dengan realisasi 21,5%, sehingga jumlah ini melebihi target.
Adapun upaya perlindungan dari pemerintah bagi masyarakat ekonomi bawah juga telah diberikan, untuk menjadi manfaat yang luas bagi masyarakat.
Jokowi mengatakan sebanyak Rp361 triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat telah digelontorkan selama 10 tahun ini, dan telah digunakan untuk membiayai layanan kesehatan lebih dari 92 juta peserta JKN per tahun, mulai dari usia dini sampai lansia yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga
Selain itu, sebanyak Rp225 triliun anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) selama 10 tahun telah dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta keluarga kurang mampu per tahun.
Kemudian, sebanyak Rp60,3 triliun anggaran Pra Kerja selama 5 tahun telah dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8 juta pekerja yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Ini adalah pembangunan yang kita cita-citakan bersama. Pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Pembangunan yang memberi dampak bagi masyarakat luas. Pembangunan yang membuka peluang untuk tumbuh bersama," ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan Buku Survei Status Gizi Indonesia 2022, prevalensi stunting di tahun 2023, memiliki target penyelesaian 17,8%, dengan realisasi 21,5%.
Adapun, pada 2022 prevelensi stunting dengan target penyelesaian 21,6%, dengan realisasi 21,6%. Lalu, di 2021, target penyelesaian stunting 24,4%, dengan realisasi 24,4%.