Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI buka suara tentang kans Indonesia mengambil peran seperti Qatar untuk menjadi mediator perang Israel-Palestina.
Direktur Jenderal (Dirjen) Hukum dan Perjanjian Internasional, Kemlu RI Duta Besar L. Amrih Jinangkung mengatakan sejauh ini peran Indonesia belum sampai ke sana.
"Selama ini kita lebih banyak berdiplomasi dan tidak berperan langsung sebagai mediator yang kemudian dalam satu meja. Peran kita belum sampai ke sana," jelasnya kepada awak media dalam press briefing di Kemlu RI, pada Senin (22/7/2024).
Dia menjelaskan bahwa Indonesia sejauh ini lebih banyak berperan dalam konteks diplomasi secara umum, baik secara luas maupun secara khusus.
"Misalnya Ibu Menlu menjadi utusan khusus bersama beberapa negara OKI [Organisasi Kerja Sama Islam], bertemu dengan berbagai pihak dan sebagainya, tapi fungsi mediator belum kita lakukan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kemlu RI, Duta Besar Abdul Kadir Jailani menjelaskan bahwa kemungkinan peran Indonesia sebagai mediator ini merupakan aspirasi yang sering sekali didengar dan menjadi satu hal yang memang ideal dilakukan. Hal itu pun, jelasnya sesuai amanat konstitusi yakni ikut serta dalam menjaga ketertiban dunia.
Baca Juga
Namun, dia menjelaskan bahwa Indonesia juga harus melihat dinamika setiap konflik. Sebab, setiap konflik memiliki dinamika masing-masing.
Menurutnya, ada negara tertentu yang memang dalam posisi yang lebih baik untuk melakukan peran yang lebih penting.
"Bukan berarti Indonesia tidak mau, tapi kita sudah memperhatikan dinamika politik yang terjadi, oleh karenanya kita harus realistis, dan pragmatis untuk melihat peran kita," ucapnya.
Dia kemudian memerinci peran yang sudah Indonesia lakukan hingga saat ini. Antara lain, Menlu RI menjadi salah satu utusan istimewa atau special envoy di Organization of Islamic Cooperation (OIC) guna menyelesaikan persoalan di Gaza.
Selain itu, Menlu RI juga melakukan serangkaian perjalanan luar negeri untuk menemui banyak negara dan selalu mendorong untuk bisa menghentikan semua kekerasan di Gaza di saat ini dan menjamin tersalurkannya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, serta mewujudkan two state solution.