Bisnis.com, JAKARTA - Dua anggota senior demokrat, yang juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menuturkan bahwa mereka yakin bahwa Presiden AS Joe Biden meninggalkan pemilihan presiden (pilpres) 2024 dalam tiga hingga lima hari.
Menurut laporan CBS News pada Jumat (19/7/2024), dua senior partai tersebut yakin setelah adanya tekanan dari anggota parlemen utama di partainya sendiri, termasuk Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer dan Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries. Para anggota parlemen tidak mengetahui waktu yang tepat dari langkah tersebut.
Kedua anggota DPR tersebut mengatakan bahwa keadaaan telah berubah. Keraguan dari Biden setiap harinya akan disambut dengan banyak permintaan dari Partai Demokrat untuk mundur.
Kini, 22 anggota Kongres dari Partai Demokrat telah meminta Biden untuk menarik kembali pencalonannya.
"Meskipun saya menghargai komitmennya terhadap pelayanan publik dan negara kita, saya yakin Presiden Biden tidak boleh mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan berikutnya,” ungkap Senator Jon Tester dari Montana, yang menjadi senator Demokrat kedua yang meminta Biden untuk mengundurkan diri.
Kedua anggota tersebut juga mencatat bahwa tidak ada memo bernada tegas yang biasanya dikirimkan oleh ketua kampanye Jen O'Malley Dillon, yang menyatakan kampanye berjalan dengan kecepatan penuh.
Baca Juga
Mereka juga mengetahui bahwa Schumer, Jeffries dan mantan Ketua DPR Nancy Pelosi menyampaikan berita buruk kepada Biden.
Seorang ajudan senior Demokrat di Kongres dan pejabat senior kampanye Biden juga mengakui kepada CBS News bahwa Pelosi baru-baru ini berbicara dengan Biden melalui telepon
Adapun, mengutip The New York Times, beberapa orang yang dekat dengan Biden merasa yakin bahwa Biden telah menerima gagasan bahwa dia mungkin tidak dapat menang dari perlombaan ini.
Salah satu orang yang dekat dengan Biden memperingatkan bahwa ia belum memutuskan untuk meninggalkan persaingan. Namun, yang lain menuturkan bahwa “kenyataan sedang terjadi” dan tidak akan mengejutkan jika Biden akan membuat pengumuman yang mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai penggantinya.