Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Daerah Kembangkan Wisata: Modal Lihat Kupu-Kupu Bisa Cuan

Jokowi meminta agar setiap kepala daerah untuk mendorong keandalan pariwisata di setiap daerahnya masing-masing.
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi saat membuka peresmian Ekosistem Baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan (Korsel) PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi saat membuka peresmian Ekosistem Baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan (Korsel) PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar setiap kepala daerah untuk mendorong keandalan pariwisata di setiap daerahnya masing-masing.

Orang nomor satu di Indonesia itu menegaskan bahwa persaingan antarnegara makin ketat. Sehingga dirinya menitipkan agar potensi yang ada di daerah harus dikembangkan, baik dari sisi keuangan, pangan, energi, industri, teknologi, hingga pariwisata.

“Saya berikan contoh. Bhutan, tidak punya minyak, gas, dan lingkungannya sangat alami, tradisi budayanya sangat terjaga, tetapi dia tidak buka negaranya untuk turis sebanyak-banyaknya. Dia mengambil hanya volume tertentu di kuota, dan mengambil turis yang pasar atas, high value dan low volume. Ini bisa kita tiru seperti ini. Banyak alam kita yang lebih bagus dari Bhutan,” tuturnya saat membuka peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2024 di Ruang Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (10/7/2024)..

Menutnya, Indonesia pun tak kalah dengan kekayaan kabupaten yang unik, tetapi sayangnya, kata Jokowi, banyak kepala daerah yang belum mengetahui cara yang tepat dalam mempromosikan dan mengemas pariwisata di masing-masing daerah.

Padahal, Kepala Negara pun melanjutkan bahwa di Bhutan setiap turis akan dikenakan iuran yang cukup besar untuk melindungi alam mereka, sehingga dia meyakini ada banyak cara bagi setiap daerah untuk memajukan potensi wisatanya.

“Mereka sudah datang, mahal, masih kena iuran untuk melindungi alam. Saya cek berapa sih dia kena iuran untuk perlindungan alamnya ini, hampir setengah triliun didapat, bukan dari ekonominya, tapi dari iurannya saja, setengah triliun,” ucapnya.

Tak hanya itu, Presiden Ke-7 RI itu juga mencontohkan wisata lain seperti Maldives, Maladewa yang terkenal dengan keindahan pantainya. Optimisme Jokowi, 85% Kota/Kabupaten Indonesia yang telah dikunjunginya memiliki pantai yang tidak kalah dengan Maldives.

Dia memerinci 30% pendapatan Maldives berasal dari turisme. Namun, tak berhenti sampai di sana, pemeritah daerah di sana, kata Jokowi, mampu menciptakan segmen pariwisata baru. Salah satunya konferensi di tepi pantai,

“Rapatnya di tepi pantai, yang rapat tidak boleh pakai sepatu, nyeker, kan yang rapat seneng gitu. Ide-ide seperti ini yang diperlukan,” imbuhnya.

Dia melanjutkan contoh lain yang bisa ditiru adalah Negara Afrika yang mengandalkan wildlife tourism dengan menawarkan safari yang otentik agar wisatawan dapat melihat satwa di habitat aslinya. Menurutnya, Afrika bisa menghasilkan Rp196 triliun per tahun hanya dengan berfokus mengurus potensi wisata tersebut.

Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan Indonesia bisa mencontek wisata tersebut lantaran sudah memiliki banyak lokasi serupa, misalnya Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Pulau Komodo dan Banyuwangi, Jawa Timur untuk melihat banteng, badak, dan orangutan.

“Contoh di Sulawesi Selatan, di Maros, kupu-kupunya sangat banyak sekali. Bapak bupati maros ada? Ini sangat unik. Tapi tolong pembangunannya yang benar gitu, sentuhannya yang benar. Jangan sampai barangnya bagus, justru disentuh dengan semen-semen, tembok-tembok, bukan itu. Harusnya yang banyak ditanami pohon-pohon yang mendatangkan kupu-kupu lebih banyak lagi,” imbuhnya.

Jokowi optimistis bahwa masyarakat akan rela untuk merogoh kocek besar untuk membeli tiket apabila daerah wisata mendapatkan promosi dan jenama yang tepat serta spesifik.

“Jangan justru di tempat-tempat yang seperti ini, tembok dan semennya yang dibanyakin, bukan itu. Tolong dicarikan arsitek landscape yang pintar. Kalau daerah tidak siap, surati Bappenas untuk merencanakan agar barang yang bagus itu menjadi sebuah berlian yang baik bagi kita semua,” pungkas Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper