Bisnis.com, JAKARTA – Saat umat Muslim di belahan dunia lainnya memeringati Iduladha 1445H dengan suka cita, warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat harus melalui salah satu hari besar Islam ini dengan duka cita karena agresi Israel yang tak kunjung berakhir.
Melansir AlJazeera, Senin (17/6/2024), warga muslim Palestina di Jalur Gaza melaksanakan salah Ied pada hari Minggu di sekitar reruntuhan bangunan yang hancur lebur usai digempur Israel. Hingga saat ini, mana lebih dari 37.000 warga Palestina telah terbunuh akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sementara itu, militer Israel secara agresif menyerang wilayah barat Rafah seiring dengan invasi daratnya ke kota paling selatan Gaza tersebut. Selain itu, militer juga menggempur daerah-daerah di Gaza tengah.
Hani Mahmoud dari AlJazeera mengatakan serangan tersebut telah mendorong orang-orang ke dalam pengungsian lebih lanjut. Di bagian utara Jalur Gaza, orang-orang tidak hanya berjuang menghadapi bom-bom yang jatuh tak terduga dan serangan-serangan ke rumah-rumah mereka, tetapi juga dehidrasi dan kelaparan.
"Ini terjadi pada hari pertama Iduladhha, di mana ada ratusan ribu keluarga Palestina yang mengungsi, banyak di antaranya sedang berduka,” ungkap Mahmoud
Koresponden AlJazeera lain, Tareq Abu Azzoum, yang juga melaporkan dari Deir el-Balah, mengatakan bahwa warga Palestina berusaha untuk tetap berpegang teguh pada harapan.
Baca Juga
"Warga Palestina berusaha melakukan yang terbaik, terlepas dari agresi Israel yang terus berlanjut, untuk memberikan kebahagiaan kepada anak-anak, karena banyak dari mereka akan bangun hari ini dan merayakan Iduladha tanpa orang tua mereka,” ujarnya.
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan ada pada Sabtu malam bahwa Israel mencegah masuknya hewan kurban ke daerah kantong tersebut dari semua titik masuk, sehingga warga Palestina tidak dapat melaksanakan penyembelihan kurban sebagai bagian dari Iduladha.
Tentara Israel pada hari Minggu mengumumkan jeda taktis lokal aktivitas militer di sepanjang rute tertentu dari jam 8 pagi sampai jam 7 malam setiap hari sampai pemberitahuan lebih lanjut, yang seharusnya memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza dari penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom).
Namun, Israel menekankan bahwa tentaranya akan terus bertempur di bagian selatan Gaza dan menegaskan tidak akan ada penghentian serangan terhadap hamas.
Jeda ini dikecam sebagai "delusi" oleh Menteri Keamanan Nasional Israel sayap kanan Itamar Ben-Gvir, terutama karena 10 tentara Israel terbunuh pada hari Sabtu.
Sementara itu, puluhan ribu warga Palestina melaksanakan salat Iduladha di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada hari ini, Minggu (16/6) di bawah pengawasan ketat dan intimidasi oleh pasukan pendudukan Israel.
Departemen Wakaf Islam di Yerusalem dalam pernyataannya mengatakan ada 40.000 jemaah yang melaksanakan salat Iduladha di Masjid Al-Aqsa.
Warga Palestina yang ingin menjalankan salat Id lebih besar lagi, tetapi pasukan pendudukan Israel melakukan pengamanan ketat dan mencegah ribuan jemaah lainnya memasuki Al-Aqsa.
Kendati menyelenggarakan salat Id Iduladha, tidak terlihat suasana perayaan hari raya di Masjid Al-Aqsa. Para jemaah tampak berduka atas saudara-saudari Muslim mereka yang menjadi korban perang Israel di Jalur Gaza.
Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerang jemaah pada Minggu pagi dalam perjalanan mereka menuju Masjid Al-Aqsa dan saat mereka meninggalkan masjid serta mencegah puluhan lainnya masuk untuk salat Id.
“Pada dini hari, pasukan pendudukan memasuki halaman Masjid Al-Aqsa, memeriksa identitas jemaah, menghalangi pergerakan mereka, dan mencegah banyak pemuda masuk sehingga memaksa mereka untuk salat di luar pintu masjid,” demikian laporan WAFA seperti dilansir Anadolu.