Bisnis.com, JAKARTA- Militer Israel memutus pasokan barang kebutuhan pokok bagi warga Gaza. Di pasar, warga tak mampu membeli sebab harga melambung tinggi.
Dikutip dari Reuters, Minggu (16/6/2024), di bagian utara Jalur Gaza, tempat warga Palestina paling terdampak kelaparan. Warga mengatakan kekurangan sayur-sayuran, buah-buahan dan daging membuat mereka bertahan hidup hanya dengan roti.
Makanan yang bisa ditemukan di pasar dijual dengan harga selangit. Mereka mengungkapkan, satu kilo paprika hijau, yang harganya sekitar satu dolar sebelum perang, dihargai 320 shekel atau hampir US$90. Para pedagang meminta US$70 hanya untuk satu kilo bawang.
“Kami kelaparan, dunia telah melupakan kami,” kata Um Mohammed, ibu enam anak di Kota Gaza.
Dia tetap di sana selama lebih dari delapan bulan pemboman Israel. Namun dia dan keluarganya telah beberapa kali meninggalkan rumah mereka menuju tempat perlindungan yang ditunjuk di sekolah-sekolah PBB.
“Kecuali tepung, roti, kami tidak punya apa-apa lagi, tidak punya apa-apa untuk dimakan, jadi kami makan roti saja,” ujarnya.
Baca Juga
Pada akhir Mei, militer Israel mencabut larangan penjualan makanan segar ke Gaza dari Israel dan Tepi Barat yang diduduki, kata pejabat Palestina dan pekerja bantuan internasional.
“Tidak ada daging atau sayur-sayuran dan jika ada sesuatu yang tersedia, maka akan dijual dengan harga fiktif yang luar biasa,” kata Um Mohammed kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Aliran bantuan PBB di wilayah Palestina yang hancur telah sangat terhambat sejak dimulainya operasi militer Israel di Rafah di Gaza selatan, pintu gerbang utama ke wilayah tersebut dari Mesir. Israel berada di bawah tekanan global yang semakin besar untuk meringankan krisis ini ketika lembaga-lembaga kemanusiaan memperingatkan akan terjadinya kelaparan.