Bisnis.com, JAKARTA – Pilu mendalam menyelimuti negara Malawi ketika Saulos Chilima, Wakil Presiden Malawi meninggal dunia usia mengalami kecelakaan pesawat. Pesawat yang ditumpanginya jatuh di hutan wilayah utara Malawi dan menewaskan 9 penumpang lainnya.
Kala itu dia bersama rombongan lainnya ingin menghadiri pemakaman mantan Menteri Kehakiman Ralph Kasambara yang telah meninggal tiga hari sebelumnya. Namun, nahas pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan.
Kematian Saulos membuat Presiden Malawi Lazarus Chakwera menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari. Saulos wafat di usianya yang menginjak 51 tahun.
Saulos menjabat sebagai wakil presiden selama satu dekade. Dia dikenal sebagai sosok pemimpin yang penuh energi dan dikenal dengan generasi muda.
Berbagai laporan dari media setempat menyebutkan, Saulos mempunyai gaya pakaian yang nyentrik serta modis layaknya anak muda setempat. Ketenaran Saulos tak hanya di luar pemerintahan, tetapi di dalam pemerintahan dia juga dijuluki politikus “gila kerja” dan “pemain”.
Profil Saulos Chilima
Saulos merupakan pria kelahiran tahun 1973, yang hidup di Ngoni dari Distrik Ntcheu di Malawi Tengah. Dia mempunyai dua anak hasil pernikahan dengan Mary.
Saulo menempuh jenjang pendidikan yang cukup cemerlang lantaran berhasil mengantongi gelar sarjana di bidang Ilmu Sosial, Ilmu Komputer, dan Ekonomi dari Universitas Malawi.
Setelahnya, dia menyabet gelar akademik PhD di bidang Manajemen Pengetahuan dari Universitas Bolton, serta gelar Master di bidang ekonomi.
Gelar akademik itu membawa dirinya melalang buana di berbagai perusahaan dengan jabatan mentereng. Sebelum terjun ke dunia politik, Saulos menjabat sebagai Senior Sales Marketing di sektor perbankan dan sektor barang konsumen, diantaranya Unilever Malawi, Coca Cola dan Carlsberg.
Saulos juga menjadi orang pertama yang memimpin perusahaan telekomunikasi di negara Afrika bagian Selatan bernama Airtel Malawi.
Berdasarkan catatan Malawi.gov, selama menjabat di bidang telekomunikasi, Saulos berhasil meningkatkan jumlah pelanggan dari 357 ribu pada 2006 menjadi 2.800.000 pada tahun 2012.
Tak hanya itu, Saulos berhasil meningkatkan omset perusahaan senilai US$150 juta dengan menggenjot layanan roaming internasional dan layanan data EDGE, SMS, dan MMS, serta transfer uang seluler Airtel dan “Satu jaringan” layanan sehingga pelanggan prabayar dapat menikmati layanan roaming di jaringan GSM walaupun berada di luar Malawi.
Kepiawaian dirinya dalam memimpin perusahaan ternama di Malawi membuat Peter Mutharika yang kala ini menjabat sebagai presiden di tahun 2014 menunjuk Saulos sebagai calon wakil presidennya.
Empat tahun berselang, dia mundur dari jabatannya dan membentuk partai Gerakan Transformasi Bersatu (UTM) saat memasuki masa pemilu pada Mei 2019.
Untuk mendongkrak popularitasnya di kancah politik, dia juga membuat aliansi dengan membentuk Partai Rakyat Joyce Banda dan Gerakan Rakyat Cassim ChilumphaTikonze serta beberapa partai politik kecil lainnya. Tapi, Joyce Banda dan Cassim Chllumph menarik diri dari aliansi karena berbeda pandangan dalam penunjukan calon wakil presiden
Kala itu persaingan sengit perolehan suara benar-benar terjadi untuk merebut kursi presiden dan wakil presiden. Saulos memperoleh 20% suara sedangkan rivalnya Peter Mutharika berhasil mengantongi suara mayoritas.
Namun, MK Malawi membatalkan kemenangan Mutharika karena dianggap ada kesalahan prosedur dalam pemilihan suara. Pemilu kembali digelar pada Juni 2020, Lazarus Chakwera yang kala itu menempati posisi kedua memiliki Saulos menjadi cawapresnya.
Hal itu membuat keduanya sukses mendongkrak suara 58% sehingga dinyatakan menang dalam pemilihan umum Malawi.
Meski memiliki jabatan mentereng di pemerintahan, Saulos sempat tersandung skandal korupsi senilai $150 juta pada tahun 2022. Namun, laporan yang dilayangkan untuk Saulos dicabut dan membuat dirinya bebas dari tuntutan. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)