Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau kepada jemaah haji asal Indonesia tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram.
Anggota Media Center Kemenag RI Widi Dwinanda mengatakan salat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan salat atau beribadah di Masjidil Haram.
Selain itu, jemaah juga diimbau agar tidak melakukan umrah berkali-kali sebelum puncak haji, keberadaan jemaah di Tanah Suci saat ini bukan untuk umrah berkali-kali, tetapi untuk berhaji yang membutuhkan ketahanan fisik terutama saat menjalani puncak haji mendatang.
Padatnya Masjidil Haram berdampak pada penumpukan jemaah di Terminal Syib Amir menunggu atrean bus shalawat yang akan mengantar jemaah kembali ke hotel setelah beribadah.
"Akibatnya, jemaah mengalami cukup kelelahan menunggu bus di terminal yang menjadi terminal sebagian besar bus shalawat jemaah Indonesia," ujarnya, dikutip Jumat (7/6/2024).
Dia menyampaikan bahwa untuk menghindari kepadatan jemaah di terminal bus, jemaah agar mengatur waktu kembali ke hotel, 30 menit -1 jam setelah salat.
Baca Juga
Selain itu, dia juga berpesan bahwa ketika pulang salat Zuhur atau Ashar, jemaah agar mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa payung atau topi lebar untuk menghindari paparan langsung sinar matahari dan memicu dehidrasi di terminal.
Adapun bagi jemaah yang baru tiba di Makkah, dia menekankan bahwa pelaksanaan umrah wajib dilakukan setelah cukup beristirahat dan mengatur waktu yang cukup leluasa bagi pelaksanaan umrah wajib di tengah kondisi masjid yang sangat padat, dan waktunya dikoordinasikan dengan ketua kloter.
“Umrah wajib bagi jemaah lansia, risiko tinggi, jemaah sakit dan jemaah menggunakan kursi roda sebaiknya dilaksanakan setelah selesainya jemaah yang lain kecuali jemaah yang memiliki pendamping,” tambahnya.
Dia mengatakan bahwa untuk menjaga kelancaran prosesi umrah wajib, Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang menyertai jemaah diimbau agar bekerja sama dengan PPIH kloter.