Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eropa Was-was, Biden Kenakan Tarif Tinggi Mobil Listrik 'Made in China'

Joe Biden mengumumkan kenaikan tarif yang besar pada bulan ini terhadap sejumlah impor Tiongkok termasuk baterai kendaraan listrik (EV).
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan pidato. REUTERS/Jonathan Ernst/Pool
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan pidato. REUTERS/Jonathan Ernst/Pool

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah negara di Uni Eropa mulai was-was dengan kebijakan Presiden AS Joe Biden yang menaikkan tarif masuk barang impor asal China. Hal ini disebut berpotensi membuat produk China membanjiri Eropa.

Dikutip dari Reuters, Minggu (26/5/2024) Menteri Perindustrian Italia Adolfo Urso menyebut Uni Eropa juga harus menerapkan bea masuk tinggi terhadap produk-produk asal China untuk melindungi industri manufaktur negara tersebut.

"Tarif yang jauh lebih tinggi terhadap produk-produk China tidak dapat dihindari jika kita tidak ingin industri Eropa karam," kata Urso, dikutip Minggu, (26/5/2024). 

Sebagaimana diketahui, Joe Biden mengumumkan kenaikan tarif yang besar pada bulan ini terhadap sejumlah impor Tiongkok termasuk baterai kendaraan listrik (EV), chip komputer, dan produk medis.

Biden akan mempertahankan tarif yang diberlakukan oleh pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump, sambil meningkatkan tarif lainnya, termasuk melipatgandakan bea masuk kendaraan listrik menjadi lebih dari 100% dan menggandakan bea masuk tarif semikonduktor menjadi 50%.

Dalam hal ini, Urso menerangkan, kenaikan tajam tarif AS dapat mengakibatkan Tiongkok mengarahkan ekspornya ke Eropa, sehingga merugikan industri di blok tersebut. Hal ini diserukannya untuk mendorong kebijakan industri yang lebih kuat oleh Uni Eropa menjelang pemilihan Parlemen Eropa bulan depan.

Kebijakan tersebut merupakan pengakuan bahwa pendekatan hawkish terhadap perdagangan dengan Beijing tetap populer di kalangan pemilih AS. 

Justru, Biden akan menaikkan tarif untuk barang-barang yang sulit diimpor AS selama pandemi Covid-19 dan untuk industri-industri utama, seperti chip dan energi ramah lingkungan.

Namun, Biden harus menjaga keseimbangan neraca dagang. Pasalnya, penerapan tarif tambahan berisiko meningkatkan harga bagi konsumen yang sudah terluka akibat inflasi. Hal itu tentu memicu kemarahan China, yang dapat memilih untuk membalas dengan cara yang sama. 

China dengan tegas menentang keputusan Joe Biden untuk menaikkan tarif impor China. Kementerian Perdagangan China bahkan melihat langkah tersebut sebagai manipulasi politik. 

China mendesak pemerintahan Biden untuk membatalkan kenaikan bea masuk dan memperbaiki apa yang disebutnya sebagai tindakan yang salah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper