Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan serangan Garda Revolusi Iran atau Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) melalui operasi drone dan rudal telah memberikan “pelajaran yang tak terlupakan” kepada Israel.
Dia mengatakan operasi yang dilakukan IRGC atau pasukan Garda Revolusi Iran itu merupakan tindakan pembelaan yang sah. Pasalnya, hal tersebut merupakan respons dari tindakan rezim Zionis yang menyerang konsulat Iran di Suriah dan menyebabkan tewasnya sejumlah prajurit IRGC.
“Dengan kerja sama dan koordinasi seluruh sektor pertahanan dan politik negara, membuka halaman baru dalam sejarah otoritas Iran dan memberikan pelajaran kepada musuh Zionis,” ujar Raisi dikutip dari kantor berita Iran IRNA, Senin (15/4/2024).
Kemudian, dia juga mengatakan bahwa serangan tersebut juga terlahir dari ketidakadilan sikap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diduga tebang pilih saat memberikan keamanan dalam skala internasional.
"Dewan Keamanan, di bawah pengaruh Amerika Serikat dan beberapa pendukung rezim Zionis lainnya, dicegah untuk melaksanakan tugasnya," tambahnya.
Sebagai informasi, Iran telah meluncurkan drone peledak dan menembakkan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel, pada Sabtu malam (13/4/2024).
Baca Juga
Namun, serangan lebih dari 300 rudal dan pesawat tak berawak itu hanya menyebabkan kerusakan kecil di Israel. Sebagian besar rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dan dengan bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Yordania.
Adapun, Iran melancarkan serangan tersebut atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaannya di Suriah pada 1 April 2024 yang menewaskan para komandan Garda Revolusi.