Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) diketahui telah membangun dan merenovasi sejumlah masjid ikonik di Indonesia, mulai dari Masjid Istiqlal Jakarta hingga Masjid Baiturrahman Aceh.
Total masjid yang dibangun dan direnovasi oleh BUMN Karya ini, yakni Masjid Baiturrahman Semarang Masjid Sheikh Zayed Solo, Masjid Baiturrahman Aceh, serta Masjid Istiqlal Jakarta.
Dalam proses pembangunan dan renovasi, SVP Corporate Secretary Waskita Ermy Puspa Yunita menjelaskan, perseroan melihat sejarah atau latar belakang dari masjid-masjid tersebut guna menyelaraskan bangunan tanpa harus merubah bentuk secara signifikan.
Dengan demikian, nilai sejarah masih terlihat pada bangunan masjid. Semisal, Masjid Baiturrahman Aceh menjadi salah satu masjid tertua yang berdiri sejak 1612, lalu Masjid Istiqlal Jakarta yang dibangun pada 1961 dan baru selesai 17 tahun kemudian.
“Selain itu, Masjid Baiturrahman Semarang yang awal mula namanya Masjid Candi Semarang didirikan 1955 dan Masjid Sheikh Zayed Solo yang merupakan bentuk hibah dari Pemerintah Persatuan Emirat Arab kepada Indonesia,” kata Ermy dikutip Rabu (10/4/2024).
Berikut daftar 4 masjid yang dibangun dan direnovasi oleh Waskita Karya:
Baca Juga
1. Masjid Raya Baiturrahman Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Aceh dibangun pada 1612 di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh Darussalam. Sejak awal, masjid ini tidak hanya diperuntukkan untuk kegiatan ibadah, tetapi juga menjadi pusat pendidikan ilmu agama Islam pada masa itu.
Masjid Baiturrahman Aceh baru direnovasi sejak 2015 setelah terdampak bencana tsunami pada 2004. Masjid ini dikembangkan menyerupai Masjid Nabawi di Madinah Arab Saudi dengan dipasang 12 payung raksasa, serta pohon kurma di sekitar halaman Masjid.
Dengan perluasan halaman dan pemasangan payung elektrik, masjid mampu menambah daya tampung yang semula 9.000 jemaah menjadi 24.405 jemaah. Sampai saat ini Masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata religi dan budaya di Aceh.
2. Masjid Istiqlal Jakarta
Dikutip dari laman resminya, KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama RI pertama dan beberapa Ulama mengusulkan untuk mendirikan Masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia.
Pada 1953, Wahid Hasyim bersama Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwan dan sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqurrahman mengusulkan mendirikan yayasan. Selang setahun, yayasan Masjid Istiqlal dibentuk.
Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, karena situasi politik tidak kondusif, pembangunan Istiqlal baru diresmikan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.
Waskita merenovasi Masjid Istiqlal sejak 2019 dan rampung pada Januari 2021. Dalam pembangunannya, Waskita memanfaatkan halaman Masjid yang sangat luas dengan memperindah dan menata lanskapnya.
Salah satu aspek yang diperbarui yaitu tata pencahayaan yang dilengkapi teknologi terkini sebagai inovasi green building. Pencahayaan di luar masjid turut dibenahi. Salah satunya dengan menyinari kubah Masjid Istiqlal sehingga saat malam hari terlihat bersinar.
3. Masjid Baiturrahman Semarang
Waskita Karya merenovasi Masjid Baiturrahman Semarang selama 11 bulan, atau tepatnya sejak akhir Agustus 2021 hingga Agustus 2022. Masjid yang terletak di Alun-alun Kota Semarang ini merupakan ikon sekaligus pusat ibadah, edukasi, seni budaya, serta pendidikan.
Dilansir dari laman resmi Pariwisata Kota Semarang, renovasi dilakukan di luas lahan 11.765 meter persegi dengan luas bangunan 13.750 meter persegi dan menelan biaya Rp92,58 miliar.
Renovasi yang digarap WSKT menggunakan sistem building automation system (BAS) dengan mengintegrasikan sistem tata udara hingga pencahayaan. Selain itu, konsep bangunan pintar juga terapkan sehingga menjadi salah satu mahakarya Kota Semarang.
4. Masjid Sheikh Zayed Solo
Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo merupakan hadiah dari Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) kepada Indonesia. Masjid ini merupakan replikasi dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi, UEA, sehingga desain dirancang mirip aslinya.
Masjid Sheikh Zayed tercatat memiliki luas bangunan 8.400 meter persegi (m2), dengan luas area lanskap 24.600 m2 yang berfungsi sebagai lahan hijau. Selain itu, seluas 3.500 meter persegi berfungsi sebagai area parkir.
Masjid bergaya arsitektur Timur Tengah tersebut juga memiliki ciri khas Nusantara, seperti motif batik kawung yang digunakan untuk ornamen di pilar-pilar masjid, sementara karpet berasal dari Bogor, Jawa Barat dengan motif batik khas Solo.
“Keempat masjid yang dibangun oleh Waskita menjadi ikon bagi kota tersebut sekaligus simbol keberadaan umat Islam. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid-masjid tersebut diharapkan juga dapat mempererat silaturahmi sesama umat muslim,” kata Ermy.