Bisnis.com, JAKARTA – Para guru besar dan akademisi dari berbagai kampus di Jabodetabek membacakan sikap terkait situasi politik nasional belakangan ini.
Pernyataan sikap itu bertajuk Seruan Salemba 2024 itu dilakukan di Aula IMERI Universitas Indonesia (UI), Kampus Salemba, Jakarta Pusat pada Kamis (14/3/2024).
Para akademisi dan guru besar menegaskan para ilmuwan memikul beban kepemimpinan moral dan intelektual. Oleh sebab itu, mereka juga punya sikap politik dan penilaian kritis yang mengacu kebenaran ilmiah dan kepekaan sosial.
Mereka merasa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah khianati amanat konstitusi. Jokowi dirasa tidak berdiri atas semua golong demi kepentingan kekuasaan.
Tak hanya itu, mereka merasa telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan dengan rekayasa hukum (politisasi yudisial). Pemerintah, lanjutnya, tidak mematuhi hukum dan hormati kemandirian peradilan.
Lalu, siapa saja tokoh yang hadiri Seruan Salemba 2024? Berikut daftarnya:
Baca Juga
1. Harkristuti Harkrisnowo
Harkristuti merupakan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) di bidang studi hukum Pidana. Sejak 2015, dia juga menjabat Ketua Dewan Guru Besar UI.
Dilansir situs law.ui.ac.id, Harkristuti merupakan inisiator mata kuliah hak asasi manusia di UI. Dia juga menjadi dosen tamu di berbagai perguruan tinggi luar negeri seperti Pannasastra University Law School, Kamboja; Beijing University, Cina; South Carolina University Law School, Amerika Serikat; dan Research Fellow NUS Law School, Singapura.
2. Akmal Taher
Akmal merupakan Guru Besar Fakultas Kesehatan UI sejak 2006. Dia sempat menjadi ketua bidang penanganan kesehatan di Satgas Covid-19.
Dilansir situs dk.ui.ac.id, Akmal merupakan pemegang hak paten di Jerman, Amerika Serikat, dan Kanada untuk penggunaan Inhibitor of Phosphodiesterase IV. Dia juga staf ahli Kementerian Kesehatan.
3. Sulistyowati Irianto
Sulis merupakan Guru Besar Antropologi Hukum UI. Dia dikenal sebagai antropolog feminis, yang sempat menjadi Ketua Pusat Kajian Wanita dan Gender Universitas Indonesia (2000-2010).
Dilansir situs law.ui.ac.id, Sulis meraih sejumlah penghargaan seperti Cendekiawan Berdedikasi dari Kompas (2014), Soetandyo Wignjosoebroto Award dari Universitas Airlangga (2015), dan Humanity Award dari International Forum for Peace and Human Rights dari Sandya Institute bekerjasama dengan Erasmus Huis, the Netherlands Embassy (2019).
4. Dwi Andreas Santosa
Andreas merupakan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB). Dia merupakan pakar bidang pertanian sekaligus bioteknologi.
Dilansir dari coreindonesia.org, Andreas sempat menjadi direktur di Indonesia Center for Biodiversity and Biotechnology, ketua umum Fakultas Pertanian IPB, dan juga Board di Excellent Center Water Management in Developing Country (EXCEED).
5. Hariadi Kartodihardjo
Hariadi merupakan Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB. Kiprahnya di bidang kehutanan hingga sektor pemberantasan korupsi sudah mentereng.
Dilansir dari ctss.ipb.ac.id, Hariadi dipercaya menjadi Penasehat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang Kebijakan Tatakelola dalam pengelolaan sumber daya alam dan Tenaga Ahli Kajian Perum Perhutani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
6. Valina Singka Subekti
Valina merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Dia merupakan pakar politik hingga kepemiluan.
Menurut situs kemitraan.or.id, Valina sempat menjadi anggota MPR periode 1999-2004 dari fraksi non-partai alias Utusan Golongan. Dia juga sempat menjadi komisioner KPU periode 2004-2007.
7. Franz Magnis-Suseno
Romo Magnis merupakan Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara. Dari berbagai sumber, pria kelahiran Jerman ini pindah ke Indonesia pada 1961.
Dia salah satu sosok yang membangun STF Driyarkara pada 1968. Pada 2015, Presiden Jokowi memberi Romo Magnis penghargaan Bintang Mahaputera Utama (diberikan kepada sosok yang secara luar biasa menjaga keutuhan negara).
Selain ketujuh sosok di atas, juga hadir Guru Besar STF Driyarkara Heribertus Dwi Kristanto, Akamedisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun, Akademisi Sekolah Tinggi Hukum (SYH) Jentera Bivitri Susanti, akademisi UI Suraya Afif, hingga ekonom senior UI Faisal Basri.