Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangan Kaget, Ini Kata ChatGPT Soal Makan Siang Gratis ala Prabowo

ChatGPT memberikan respons terkait dengan program makan siang gratis dari pasangan Prabowo-Gibran.
Ilustrasi program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran. Dok Freepik
Ilustrasi program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Platform asistensi berbasis kecerdasan buatan (AI) semacam ChatGPT semakin populer digunakan masyarakat sebagai bahan pembelajaran dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Lantas, apa pendapatnya soal program makan siang gratis di Indonesia?

Seperti diketahui, inisiatif makan siang gratis merupakan salah satu program unggulan dari paslon capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang saat ini memimpin perhitungan sementara Pemilu Presiden 2024 sekaligus pemenang versi quick count.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah menyinggung program ini dalam Rapat Kabinet teranyar, terutama soal ketersediaan anggaran secara umum, belum dibahas secara detail.

Lantas, apakah ChatGPT bisa memberikan gambaran soal prospek penerapan program ini untuk Indonesia?

Bisnis.com pun mencoba berbincang dengan AI Chatbot serba tahu itu untuk menggali pengetahuannya.

Pertama, minta ChatGPT untuk mengeksplorasi soal Indonesia's national budget alias Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekaligus data kemiskinan yang diketahui.

Kedua, mulai bertanya soal relevansi program makan siang gratis di Indonesia, bagaimana manfaat & tantangan, serta penerapannya di negara lain.

Supaya lebih menarik, Bisnis.com juga meminta ChatGPT untuk bermain peran sebagai President of Indonesia. Lantas, ChatGPT pun menjawab itu hanya dengan hitungan detik.

"Berdasarkan data Bank Dunia pada 2021, setidaknya 9,7% dari populasi Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Walaupun dalam tren terus turun, tapi angka ini menggambarkan masih ada jutaan orang yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. Sebagai Presiden Indonesia, menangani hal ini harus jadi prioritas utama," tulis ChatGPT.

Kemudian, ChatGPT menggambarkan bahwa program seperti free lunch innitiative sebenarnya sangat relevan dan berpengaruh besar bagi masyarakat rentan di negara padat penduduk seperti Indonesia. 

Program ini bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat, terlebih buat anak di usia perkembangan, demi menggenjot cognitive development, kehadiran di sekolah, dan kesejahteraan umum, terutama buat kalangan siswa dari keluarga berpenghasilan rendah.

Namun, ChatGPT menekankan bahwa implementasi program seperti ini butuh perencanaan yang matang dari alokasi anggaran, transparansi, akuntabilitas, basis data yang apik, dan keberadaan pihak monitor efektivitas program.

Selain itu, makan siang gratis jangan hanya program yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian strategi komprehensif dalam mengurangi kemiskinan dan empowerment, dan jangan sampai justru menjadi bahan untuk merawat masyarakat miskin sebagai komoditas kebijakan populis.

"Sebagai Presiden Indonesia, penting untuk mengevaluasi kelayakan program tersebut dalam kerangka anggaran yang ada. Hal ini mencakup potensi biaya, identifikasi sumber pendanaan, dan bagaimana posisinya dengan program prioritas nasional lainnya yang juga mendesak," ujarnya.

Untuk mengatasi keterbatasan anggaran, pemerintah dapat menjajaki mekanisme pendanaan alternatif, seperti realokasi dana dari bidang-bidang yang kurang penting, mengupayakan kemitraan publik-swasta, atau terlibat dalam upaya penggalangan dana yang inovatif.

Selain itu, pemanfaatan sumber daya yang efisien, peningkatan pendapatan nasional, dan langkah-langkah untuk meningkatkan disiplin fiskal juga dapat berkontribusi pada peningkatan kapasitas APBN untuk melaksanakan program kesejahteraan sosial seperti inisiatif makan siang gratis.

Terlebih, ChatGPT memberikan contoh tantangan dari beberapa negara yang telah menerapkan program serupa. Misalnya, Amerika Serikat (AS), Brasil, dan India.

Untuk AS, The National School Lunch Program (NSLP) yang awalnya bertujuan menyediakan gizi bagi anak-anak sekolah dari keluarga berpenghasilan rendah, mendapat tantangan dari sisi kritik masyarakat soal penyajian menu.

"Program di AS ini menghadapi kritik mengenai kualitas gizi dari makanan yang disajikan, serta kekhawatiran mengenai kontribusi terhadap obesitas anak, karena turut dimasukkan makanan olahan dan berkalori tinggi," jelasnya.

Sementara di Brasil, program bertajuk Brazil's National School Feeding Program (PNAE) menghadapi permasalahan terkait dengan pendanaan yang tidak memadai, tantangan logistik, dan permasalahan kendali mutu.

"Meskipun ada upaya untuk memperbaiki program ini, termasuk meningkatkan pendanaan dan menerapkan pedoman gizi, terdapat laporan mengenai inefisiensi dan korupsi dalam proses pengadaan dan distribusi," tulis ChatGPT.

Terakhir, program serupa di India bernama Mid-Day Meal Scheme yang menyediakan makan siang gratis untuk anak-anak sekolah, menghadapi tantangan terkait keamanan pangan, kebersihan, dan pengendalian kualitas.

"Insiden keracunan dan kontaminasi makanan telah menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan dan keandalan program, sehingga memicu kemarahan masyarakat dan menyerukan pengawasan dan akuntabilitas yang lebih baik di India," ungkapnya.

Oleh sebab itu, ChatGPT menekankan bahwa upaya melibatkan berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk mempertahankan program. Bukan hanya sinergi lembaga pemerintah, namun juga organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta, dalam upaya kolaboratif.

Kendati ada tantangan dari keterbatasan anggaran, butuh inovasi, pengelolaan keuangan yang hati-hati, dan komitmen yang teguh untuk mengatasi kemiskinan, untuk dapat membantu membuka jalan penerapan inisiatif berdampak yang bermanfaat bagi segmen masyarakat rentan di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper