Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Ancam 'Ramadan Berdarah' di Rafah dan Daerah Lain

Israel ancam lakukan penyerangan dan membuat Ramadan berdarah bagi Palestina apabila sanderaan Hamas tak segera dibebaskan sebelum Ramadan.
Tank Israel melaju di Jalur Gaza, Palestina pada Rabu (24/1/2024). - Bloomberg/Kobi Wolf
Tank Israel melaju di Jalur Gaza, Palestina pada Rabu (24/1/2024). - Bloomberg/Kobi Wolf

Bisnis.com, JAKARTA - Israel mengatakan akan melancarkan serangan ke Rafah, jika para sandera tidak dibebaskan pada bulan Ramadhan.

Pihak Israel pun mengatakan pertempuran akan mencapai kota perbatasan selatan jika sandera yang tersisa tidak dibebaskan dalam beberapa minggu ke depan.

Melansir dari Guardian, seorang anggota kabinet perang Israel mengatakan negaranya akan melancarkan serangan darat yang mengancam terhadap Rafah, tempat terakhir yang relatif aman di Gaza.

Ancaman itu dilayangkan Israel apabila Hamas tidak melepaskan sandera yang tersisa pada awal bulan suci Ramadhan tepat, atau tiga minggu lagi.

“Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu-jika pada bulan Ramadhan para sandera kita tidak ada di rumah, pertempuran akan berlanjut di mana-mana, termasuk wilayah Rafah,” Benny Gantz, pensiunan kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengatakan kepada a konferensi para pemimpin Yahudi Amerika di Yerusalem pada hari Minggu (18/2/2024).

Ketika pasukan Israel terus memperluas operasi darat ke arah selatan dalam perang mereka melawan Hamas selama empat bulan terakhir, Rafah – yang terletak di perbatasan dengan Mesir, dan sebelum konflik menjadi rumah bagi sekitar 280.000 orang – telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari separuh wilayah Israel. populasi strip sebesar 2,3 juta.

Terbaru, Israel juga akan menerapkan pembatasan terhadap jumlah jamaah yang diperbolehkan salat di Masjid Al Aqsa di Yerusalem selama bulan suci Ramadan mendatang.

Melansir Reuters, Selasa (20/2), Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pembatasan jamaah ini akan ditentukan sesuai dengan kebutuhan keamanan.

Hamas mengecam keras usulan pembatasan jamaan Masjid Al Aqsa tersebut. Dewan Islam Palestina juga meminta semua Muslim untuk mengunjungi Al Aqsa.

Al Aqsa merupakan salah satu situs tersuci di dunia bagi umat Islam yang terletak di puncak Temple Mount, kompleks yang juga menjadi situs suci umat Yahudi di Kota Tua Yerusalem.

Aturan tentang akses ke situs tersebut sering menjadi sumber gesekan, terutama selama hari libur termasuk Ramadan yang dimulai sekitar tanggal 10 Maret 2024. Sebelumnya, Israel juga pernah memberlakukan pembatasan yang biasanya untuk jemaah yang lebih muda dengan alasan untuk mencegah kekerasan.

"Perdana Menteri membuat keputusan yang seimbang untuk mengizinkan kebebasan beribadah dalam kebutuhan keamanan yang ditentukan oleh para profesional,” demikian pernyataan kantor PM Netanyahu seperti dilansir Reuters.

Netanyahu berada di bawah tekanan dari mitra sayap kanan dalam koalisinya yang menginginkan pembatasan yang lebih ketat dan negara-negara di kawasan yang mendorong untuk mempertahankan status quo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper