Bisnis.com, JAKARTA -- Skor demokrasi Indonesia tahun 2023 versi Economist Intelligence Units (EIU) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2022.
EIU mencatat skor demokrasi Indonesia hanya 6,53, padahal sebelumnya skor demokrasi Indonesia mencapai 6,71. Tren stagnasi dan penurunan indeks tersebut mengakibatkan Indonesia masih belum bisa lepas dari status flawed democracy alias demokrasi cacat.
Selain itu, kinerja demokrasi Indonesia tersebut juga berimbas kepada turunnya peringkat demokrasi Indonesia secara global dari 54 menjadi 56.
Lembaga itu juga menyoroti tentang optimisme perubahan dalam proses pemilu di Indonesia, meski di sisi lain, EIU menekankan tentang potensi petahana atau penerus yang ditunjuk berpeluang memenangkan kontestasi politik.
Adapun Pilpres 2024 diikuti oleh tiga pasangan capres dan cawapres. Ketiga pasangan itu antara lain Anies Baswedan-Muhaimin, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Hasil sementara Pilpres 2024 menunjukkan bahwa Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berpotensi memenangkan Pemilihan Presiden alias Pilpres 2024. Paslon yang diusung mayoritas partai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ayah dari Gibran, berhasil unggul di hampir semua hitung cepat alias quick count.
Baca Juga
Hitung cepat versi Indikator politik pada Jumat (16/2/2024) pukul 08.30 WIB, Prabowo Gibran memperoleh suara sebanyak 58,03%. Sementara itu versi Lembaga Survei Indonesia (LSI), paslon nomor urut 2 memperoleh suara sebanyak 57,46%. Poltracking Indonesia bahkan memaparkan data perolehan suara Prabowo-Gibran sebanyak 58,87%.
Adapun dua kompetitornya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud, masing-masing hanya memperoleh suara di kisaran 25% dan 16%-17%.