Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stephane Dujarric, mengatakan bahwa serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap Houthi di Yaman berisiko memperluas konflik Timur Tengah.
Presiden AS, Joe Biden, telah membenarkan bahwa serangan terhadap Houth di Yaman dilakukan oleh pasukannya dan Inggris, pada 12 Januari 2024.
“Maksud saya, hal ini jelas berisiko semakin meningkat dan memperburuk situasi di kawasan,” kata Stephanie seperti dikutip dari TASS, Sabtu (13/1/2024).
Seperti pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor pers Gedung Putih AS, operasi tersebut dilakukan oleh pasukan militer AS bersama dengan Inggris dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda.
Serangan itu dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Adapun, sasaran serangan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman, antara lain, termasuk ke lokasi rudal, UAV, dan stasiun radar Houthi.
Baca Juga
Menyusul meningkatnya konflik Palestina-Israel di Jalur Gaza, Houthi sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan menyerang wilayah Israel.
Selain itu, Houthi juga berjanji akan mencegah kapal apapun yang terikat dengan negara Israel, yang melewati perairan Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab hingga operasi militer di Jalur Gaza dihentikan.
Komando Pusat militer AS memperkirakan Houthi telah menyerang lebih dari 20 kapal sipil di Laut Merah sejak pertengahan November 2023.
Diberitakan sebelumnya, Kelompok Houthi menyatakan bahwa pesawat tempur Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah mengebom Ibu Kota Yaman, Sana'a, pada Jumat (12/1/2024).
Sky News Arabia melaporkan bahwa Bandara Internasional Sana'a dibom secara besar-besaran. Serangan udara juga dilakukan terhadap sasaran di Provinsi Sana'a, Al-Hudaydah, Sa'dah dan Dhamar.
Posisi Houthi di dekat kota pelabuhan Hudaida di Yaman Barat juga mendapat serangan hebat. Selain itu, AS dan Inggris juga menyerang pangkalan Houthi di Provinsi Hajjah.
Al Hadath melaporkan bahwa serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman dilakukan dengan menggunakan pesawat, kapal, dan kapal selam.