Pastikan Sembako Melimpah dan Terjangkau, Intip Strategi Ganjar-Mahfud

Ganjar dan Mahfud pastikan persoalan ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako) dengan harga terjangkau menjadi prioritas utama
Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang hadiri Senam Sehat di Alun-alun Balai Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (26/11/2023). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang hadiri Senam Sehat di Alun-alun Balai Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (26/11/2023). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat.

Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memastikan persoalan ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako) dengan harga terjangkau menjadi prioritas utama. Saat yang sama, kesejahteraan petani dan nelayan dikedepankan dengan kebijakan yang terarah dan terukur melalui subsidi tepat sasaran. 

Ganjar menyebutkan saat menyerap aspirasi masyarakat keliling Indonesia, dirinya menemukan banyak keluhan mengenai tingginya harga dari hulu. Akibatnya pedagang menjual semakin mahal kepada masyarakat. Produk yang naik tajam itu termasuk beras. Sedangkan lainnya cabai, bawang putih, bawang merah dan daging ayam yang dipengaruhi faktor musiman. 

Menghadapi realitas di tengah masyarakat ini, Ganjar menyebutkan saat memimpin Jawa Tengah 2 periode, persoalan serupa dilakukan dengan terukur.  Dia menyebut kenaikan harga beras misalnya karena tingginya biaya produksi akibat subsidi benih dan pupuk yang tidak merata. Saat yang sama harga jual tidak stabil. 

Ganjar menyebut dalam simulasi anggaran yang timnya lakukan, hanya dibutuhkan 1,02% dari APBN untuk melakukan pembenahan menyeluruh di sektor pertanian Tanah Air atau sekitar Rp33,7 triliun. Dana ini untuk petani mendapatkan pupuk dan benih subsidi yang dibutuhkan. 

Anggaran sebesar 1,02% dari APBN ini juga sudah mencakup dukungan modernisasi peralatan pertanian, asuransi atas ancaman gagal panen, hingga dukungan bagi badan usaha milik negara (BUMN) pangan untuk menjadi penyerap produksi dan memastikan harga yang diterima petani pantas.

Ganjar menyebutkan penanganan terukur serupa telah dilakukan di Jawa Tengah saat dirinya memimpin. Kala itu, Kartu Tani di Jawa Tengah menjadi terbaik nasional. 

Kawasan ini juga menjadi penyangga beras nasional dengan produksi 9,2 juta ton. Surplus 1,2 juta ton beras sehingga bisa disalurkan ke wilayah lain yang membutuhkan.   

"Sudah berbulan-bulan harga beras ini ternyata naik dan tidak turun-turun. Yang harga murah dulu Rp11 ribu katanya, sekarang sudah Rp14 ribu dan ini tidak turun sama sekali, artinya ada problem serius bagi saya," ujar Ganjar saat berkunjung ke Wonogiri.

Sementara untuk produk musiman seperti cabai, bawang hingga ayam, Ganjar memaparkan strategi kendalikan lonjakan harga salah satunya dengan kolaborasi dengan provinsi lain untuk menjamin pasokan dan mengendalikan inflasi.

"Pengalaman saya waktu jadi gubernur yang seperti ini [kenaikan harga] kami koordinasi dengan provinsi lain agar bisa terkendali dari sisi pasokan, yang kedua inflasi juga terkendali," jelas Ganjar.

Capres berambut putih itu pun menyebutkan bakal lebih mengupayakan stabilisasi harga jika terpilih menjadi Presiden RI 2024-2029.

"Permintaan mereka stabilisasi [masyarakat] harga sebenarnya," ucap Ganjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper