Bisnis.com, JAKARTA - Xerox melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15% karyawan di seluruh dunia pada Rabu (3/1/2024).
Setidaknya sebanyak 3.000 karyawan terkena imbas dari rencana “penemuan kembali” yang mencakup struktur organisasi dan model operasi baru.
Perusahaan, yang terkenal dengan manufaktur peralatan kantor seperti printer dan mesin fotokopi, juga mengalami anjlok saham hingga 11%, setelah pengumuman PHK dilakukan pada awal Januari 2024.
Dalam rilisnya, Xerox mengatakan bahwa rencana operasi barunya mencakup “peningkatan dan stabilisasi bisnis pencetakan inti kami,” sebuah “penyederhanaan” layanan bisnis globalnya dan “fokus organisasi yang lebih besar” pada unit layanan TI-nya.
″Peralihan ke model operasi unit bisnis merupakan kelanjutan dari prioritas eksekusi kami yang berfokus pada klien dan seimbang serta dirancang untuk mempercepat efisiensi produk dan layanan, go-to-market, dan fungsi operasional perusahaan di seluruh wilayah geografis yang kami layani,” Xerox CEO Steven Bandrowczak mengatakan dalam pernyataannya, dikutip dari CNN Internasional.
Terkait PHK, Xerox tidak akan lepas tangan dan akan tetap memberikan “dukungan transisi” kepada ribuan karyawan yang terdampak di seluruh dunia.
Baca Juga
Diketahui, Xerox juga akan melakukan penyederhanaan produk di bisnis inti, yaitu teknologi percetakan.
Pihaknya juag akan melakukan efisiensi di bisnis layanan bisnis mereka secara global untuk fokus ke layanan teknologi informasi dan digital lainnya.