Bisnis.com, JAKARTA – Militer Israel menyebut bahwa perang dengan kelompok Hamas akan terus berlanjut setidaknya hingga berbulan-bulan ke depan.
Kepala Staf Israel Herzi Halevi mengatakan bahwa perang akan berlangsung “selama berbulan-bulan” seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan penyebaran konflik.
“Tidak ada solusi ajaib, tidak ada jalan pintas dalam membongkar organisasi teroris, yang ada hanyalah perjuangan yang gigih dan penuh tekad,” kata Halevi, dikutip dari Reuters pada Rabu (27/12/2023).
Dia juga mengancam akan mengambil tindakan terhadap para pemimpin Hamas, biarpun memerlukan waktu seminggu atau berbulan-bulan.
Sementara itu, kekhawatiran akan menyebarnya konflik ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. Hal tersebut dikarenakan adanya serangan Milisi Houthi Yaman yang didukung Iran, serangan Hizbullah di perbatasan Lebanon, hingga ledakan di kawasan kedutaan Israel di New Delhi, India.
“Kita berada dalam perang multi-front dan mendapat serangan dari tujuh wilayah: Gaza, Lebanon, Suriah, Yudea dan Samaria [Tepi Barat], Irak, Yaman dan Iran,” klaim Gallant saat menyampaikan kepada anggota parlemen pada Selasa, mencantumkan enam tempat keberadaan militan yang didukung Iran, serta Iran sendiri.
Baca Juga
Adapun, serangan militer Israel meningkat sepanjang perayaan Natal kemarin, khususnya di sekitar wilayah jalur air musiman di tengah-tengah Jalur Gaza. Tentara Israel memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan daerah tersebut, meskipun banyak yang mengatakan bahwa tidak ada lagi tempat yang aman untuk dituju.
“Kami sangat prihatin dengan berlanjutnya pemboman di Gaza Tengah oleh pasukan Israel, yang telah merenggut lebih dari 100 nyawa warga Palestina sejak Malam Natal,” kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Seif Magango, Selasa (26/12/2023).
Pihaknya mendorong agar pasukan Israel segera mengambil semua tindakan yang ada untuk melindungi warga sipil tersebut.
Meskipun demikian, Magango menyebut bahwa peringatan dan perintah evakuasi kepada warga sipil tidak serta-merta membebaskan pasukan Israel dari seluruh kewajiban hukum kemanusiaan internasional.
Sebagai informasi, otoritas kesehatan Palestina mengatakan hampir 21.000 orang terbunuh dalam serangan Israel, selagi ribuan orang lainnya dikhawatirkan masih terkubur di bawah reruntuhan.
Selain itu, hampir seluruh penduduk di wilayah kantong yang berjumlah 2,3 juta jiwa itu telah berkali-kali diusir dari rumah mereka.
Di sisi lain, Israel bertekad untuk menghancurkan Hamas, meskipun ada seruan global untuk melakukan gencatan senjata dalam gelombang perang baru yang telah berlangsung selama 11 minggu tersebut.