Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menunda lagi pemungutan suara untuk resolusi perang antara Hamas dan Israel di Gaza.
Penundaan hingga Jumat ini terjadi ketika Amerika Serikat yang telah menentang sejumlah usulan selama penyusunan resolusi, mengatakan pihaknya siap mendukung resolusi tersebut.
Setelah tertunda selama berhari-hari, versi rancangan terbaru menyerukan langkah-langkah mendesak agar segera memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan serta untuk menciptakan kondisi bagi penghentian permusuhan yang berkelanjutan.
“Jika resolusi tersebut diajukan sebagaimana adanya, maka kami dapat mendukungnya," ujar Linda Thomas-Greenfield, duta besar PBB dari Washington, dilansir dari CNA, Kamis (22/12/2023).
Perselisihan diplomatik di markas besar PBB di Manhattan telah menyebabkan pemungutan suara ditunda beberapa kali pada minggu ini.
Anggota dewan yang beranggotakan 15 orang telah bergulat selama berhari-hari untuk menemukan titik temu mengenai resolusi tersebut.
Baca Juga
Hal tersebut terjadi di tengah memburuknya kondisi di Gaza dan meningkatnya jumlah korban jiwa. Ditambah bahwa Israel mengebom tempat perlintasan bantuan yang baru dibuka kembali pada Kamis (21/12/2023), kata otoritas Hamas.
“Sepertinya AS telah mengambil keuntungan penuh dari keinginan anggota Dewan lainnya untuk menghindari veto. Namun rancangan undang-undang yang dihasilkan mulai terlihat sangat lemah di banyak bagian,” kata Richard Gowan, analis International Crisis Group.
Uni Emirat Arab mensponsori resolusi konflik yang telah diubah di beberapa bidang utama untuk menjamin kompromi, menurut versi rancangan yang dilihat oleh AFP.
Resolusi tersebut menuntut semua pihak mengizinkan dan memfasilitasi penggunaan seluruh rute menuju Jalur Gaza, termasuk penyeberangan perbatasan demi penyediaan bantuan kemanusiaan. (Syahra Fauzia)