Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sandiaga Uno Sebut Era Green Jobs Akan Hadirkan 46 Juta Lapangan Pekerjaan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memastikan di era pekerjaan ramah lingkungan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat ditemui di Jakarta, Kamis (30/11/2023). / BISNIS-Ni Luh Anggela
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat ditemui di Jakarta, Kamis (30/11/2023). / BISNIS-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memastikan di era pekerjaan ramah lingkungan (green jobs) terdapat 46 juta lapangan pekerjaan baru dapat tercipta. 

Hal ini disampaikannya usai menghadiri acara Anugerah Keterbukaan Informasi Publik di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan  No. 6, Jakarta, pada Selasa (19/12/2033).

“Saya melihat dibalik 23 juta lapangan kerja yang mungkin terhapus oleh kecerdasan buatan (AI), tetapi ada 46 juta lapangan kerja baru yang tercipta di era ini, karena green jobs ini bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya kepada Bisnis.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan bahwa saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun terus mendorong konsep wisata hijau (green tourism) dan pekerjaan ramah lingkungan.

Menurutnya, ada banyak cabang pekerkaan yang bisa tercipta melalui konsep wisata hijau. Mulai dari pengelolaan limbah sampah, penggunaan energi baru terbarukan, dan penggunaan air yang lebih bijaksana, serta food lose dan food waste di rantai pasok makanan dan minuman (mamin) atau food and beverage (F&B) di sektor parekraf, hingga penggunaan materi yang ramah lingkungan yang patuh terhadap ESG.

Bahkan, dia melanjutkan era green jobs pin turut memberikan sisi positif di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dengan peluang besar terhadap terciptanya lapangan kerja baru tercipta dari sisi ramah lingkungan.

“Ada 4,4 juta lapangan kerja baru di sektor parekraf pada 2024 untuk green jobs,” pungkas Sandiaga.

Di sisi lain, Manajer Advokasi dan Kebijakan Koaksi Indonesia A. Azis Kurniawan menilai bahwa target bauran energi baru terbarukan (EBT) 23% pada 2025 secara tersirat juga mendorong hadirnya lapangan kerja yang besar di bidang ramah lingkungan.

Green jobs, kata Azis di negara berkembang dan sedang berkembang mencakup lapangan pekerjaan bagi para manajer, ilmuwan dan teknisi dan berbagai pihak dapat memperoleh manfaat dari mereka seperti kalangan remaja, petani, penduduk desa dan penduduk perkampungan miskin

“Kita akan punya cukup banyak lapangan kerja yang baru. Misalnya, yang menarik pada 2050 untuk EBT bisa menciptakan lapangan 1,2 juta lapangan kerja di bidang teknik (direct jobs) sedangkan untuk pengembangan non teknisnya juga dibutuhkan seperti akuntan yang jumlahnya jauh lebih besar,” imbuhnya saat ditemui Bisnis, Selasa (19/12/2023).

Setali tiga uang, Net Zero Analyst World Resources Institute Nada Zharfania Zuhaira mengatakan bahwa konsep tersebut kini telah menjadi lambing perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan mampu melestarikan lingkungan mereka untuk generasi sekarang dan masa mendatang secara lebih layak dan inklusif.

Dia menilai bahwa ide di balik pertumbuhan yang hijau dan pembangunan yang bersih sebagian besar disajikan dalam situasi yang menguntungkan bagi lingkungan hidup dan pertumbuhan ekonomi.

Meski begitu, Nada mengamini bahwa dalam pelaksanaannya, hanya sedikit perhatian yang diberikan pada dimensial sosial dari pembangungan yang berkelanjutan, terutama implikasinya terhadap tenaga kerja dan pekerjaan yang layak.

Oleh sebab itu, dia menilai bahwa adaptasi serta upaya agar banyak pekerjaan ramah lingkungan yang perlu diciptakan sebagai upaya untuk menciptakan perekonomian yang rendah karbon dan lebih berkelanjutan.

Apalagi, setiap negara memiliki peluang untuk menciptakan lebih banyak green jobs yaitu pekerjaan bermutu yang dapat membantu menciptakan perekonomian yang ramah lingkungan dan rendah karbon.

“Sebenarnya awarness di level masyarakat itu belum cukup sehingga dibutuhkan bantuan dari dua sektor yaitu pengembangan kapasitas teknisi dan pengembang teknologi hijau. Peran privat juga bisa menambah startup yang menyasar untuk mengembangkan greenjobs, bukan perkara tentang aware saja tetapi butuh ada perform yang berkualitas,” pungkas Nada.

Berdasarkan data Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) selama beberapa tahun terakhir ini, 2,3 juta orang telah berhasil memperoleh pekerjaan baru di sektor energi terbarukan saja, dan potensi pertumbuhan pekerjaan di sektor ini masih sangat besar.

Bahkan, pekerjaan di bidang energi alternatif dapat meningkat hingga 2,1 juta di bidang energi angin dan 6,3 juta di bidang energi matahari pada 2030.

Tak hanya itu, energi terbarukan mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan daripada pekerjaan di bidang bahan bakar fosil. Investasi yang diproyekskan senilai US$630 milyar pada 2030 diharapkan dapat menciptakan minimal 20 juta lapangan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan. Misalnya, Di bidang pertanian, 12 juta orang dapat dipekerjakan di bidang industri biomass energi serta industri-industri terkait lainnya.

Selain itu, transisi dunia ke gedung-gedung yang efisien energi dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan serta menghijaukan pekerjaan yang ada bagi sekitar 111 juta pekerja di sektor konstruksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper