Bisnis.com, JAKARTA - Orang dewasa yang ingin tahu tentang vaksin apa saja perlu didapatkan demi terlindungi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, maka bisa mengingat singkatan "HALO", kata Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM.
HALO merupakan akronim dari Health (kesehatan), Age (usia), Lifestyle (gaya hidup) dan Occupation (pekerjaan).
"H itu health, yaitu sedang hamil atau enggak. Kalau sedang hamil rekomendasi vaksinnya influenza, WHO juga menganjurkan, lalu Covid-19 di musim Covid-19," kata Sukamto di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Khusus untuk Covid-19, pada orang berusia lanjut dengan komorbid atau penyerta disarankan mendapat penguat lanjutan setiap enam bulan, lalu pada usia dewasa muda di atas 18 tahun dengan komorbid serta penyandang obesitas mendapat penguatan lanjutan tiap satu tahun.
Perempuan hamil disarankan mendapat penguat lanjutan pada waktu hamil, serta tenaga kesehatan dan petugas-petugas yang kerap berhubungan dengan pasien mendapat penguat lanjutan tiap satu tahun.
Selanjutnya, seseorang berusia di atas 19 tahun dan di bawah 45 tahun kini bisa mendapatkan vaksin dengue sebagai pencegahan terkena demam berdarah.
Baca Juga
Khusus untuk dewasa, vaksin-vaksin lain yang direkomendasikan antara lain Vaksin pneumokokal PCV-13, yang semula diberikan mulai usia 50 tahun, kini bisa sejak usia 19 tahun demi mencegah mengalami pneumonia, lalu tetanus, difteri dan pertusis (sejak usia 19 tahun hingga di atas 60 tahun), Human Pappiloma Virus (HPV) dan Zoster.
Kemudian, vaksin yang juga direkomendasikan adalah Measles, Mumps dan Rubella (MMR), Hepatitis A dan B, Yellow Fever, Japanese Encephalitis (JE), Rabies dan Polio.
Soal L, yakni lifestyle atau gaya hidup, Sukamto menilai lingkungan pekerjaan, gaya hidup bisa memungkinkan seseorang tertular penyakit tertentu.
Dia mencontohkan orang yang naik gunung berhari-hari kemungkinan terkena luka tinggi, bisa terinfeksi kalau luka tidak dibersihkan dengan baik. Lalu apabila dia tidak punya antibodi terhadap tetanus, maka kemungkinan dapat terkena tetanus.
Demikian juga dengan orang yang sering bepergian ke luar negeri semisal Eropa atau Amerika yang kini memasuki musim influenza dan Covid-19, disarankan mendapatkan vaksin influenza dan Covid-19.
"Sebelum rekomendasi keluar dari pemerintah tentang vaksin booster itu sebelumnya direkomendasikan orang yang bepergian silahkan divaksin Covid-19," tutur Sukamto.
Berikutnya O yaitu occupation atau pekerjaan. Dewasa yang bekerja sebagai dokter atau wartawan, mungkin banyak bertemu orang dapat berisiko terkena influenza, lalu bekerja di luar ruangan sehingga dapat terkena demam berdarah sehingga direkomendasikan vaksin dengue dan influenza.
"Kalau kemudian ada komorbid kembali ke H, ada asma maka disarankan vaksin influenza dan pneumonia," kata Sukamto.