Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Bakal Bentuk Koalisi Maritim, Wanti-wanti Houthi di Laut Merah

AS menyatakan ingin membentuk koalisi maritim untuk melindungi kapal-kapal di kawasan Laut Merah.
Helikopter militer Houthi melayang di atas kapal kargo Galaxy Leader saat para pejuang Houthi berjalan di dek kapal di Laut Merah dalam foto ini yang dirilis pada 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi melalui REUTERS
Helikopter militer Houthi melayang di atas kapal kargo Galaxy Leader saat para pejuang Houthi berjalan di dek kapal di Laut Merah dalam foto ini yang dirilis pada 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) menyatakan ingin membentuk koalisi maritim untuk melindungi kapal-kapal di kawasan Laut Merah.

Melansir Reuters pada Kamis (14/12/2023), utusan AS untuk Yaman mengatakan bahwa hal itu merupakan sinyal penting bagi kelompok Houthi di Yaman bahwa serangan lebih lanjut tidak akan ditoleransi.

Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran Laut Merah dan menembakkan drone serta rudal ke Israel sejak perang Israel-Hamas di Gaza kembali meletus sekitar dua bulan lalu, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan negara-negara lain mengenai satuan tugas maritim yang akan “menjamin perjalanan kapal yang aman di Laut Merah,” tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Iran memperingatkan pada Kamis (14/12/2023) bahwa hal tersebut justru akan menghadapi masalah luar biasa.

Utusan Khusus AS untuk Yaman Tim Lenderking mengatakan AS ingin koalisi multinasional mengirimkan sinyal penting dari komunitas internasional bahwa ancaman Houthi terhadap pelayaran internasional tidak akan ditoleransi.

 

“AS bertujuan untuk memperluas satuan tugas angkatan laut internasional yang ada menjadi koalisi internasional yang mengerahkan sejumlah sumber daya untuk melindungi kebebasan navigasi,” kata Lenderking dalam sebuah wawancara pekan ini.

Satuan tugas di Laut Merah dan Teluk Aden saat ini, yang dikenal sebagai Satuan Tugas Gabungan 153, adalah koalisi 39 negara yang dipimpin oleh wakil laksamana Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain.

“Ada penilaian yang sangat, sangat aktif yang terjadi di Washington mengenai langkah-langkah apa yang diperlukan untuk membuat Houthi melakukan deeskalasi,” kata Lenderking.

Lenderking menolak menyebutkan negara mana atau berapa banyak lagi negara yang telah didekati Washington untuk bergabung dengan koalisi yang diperluas tersebut, tetapi mengatakan bahwa koalisi tersebut harus menjadi koalisi yang seluas-luasnya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken dan Menlu China Wang Yi pekan lalu membahas ancaman serangan Houthi terhadap keamanan maritim.

China, yang bukan bagian dari gugus tugas saat ini, adalah pengguna utama rute Laut Merah dan memegang kendali atas Iran, sponsor utama Houthi.

 

Houthi, kelompok yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman mengatakan serangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dan berjanji akan terus melanjutkannya sampai Israel berhenti menyerang Jalur Gaza.

Houthi dan beberapa kelompok lain yang terkait dengan Iran, termasuk Hizbullah di Lebanon dan beberapa milisi di Irak, telah menyerang Israel dan AS sejak perang Israel-Hamas kembali meletus.

Serangan Houthi yang dilancarkan dari Yaman menargetkan aliran pasokan antara Asia dan Barat, dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap perekonomian global.

Serangan-serangan tersebut telah menaikkan biaya pengiriman barang melalui Laut Merah, yang kini termasuk dalam pasar asuransi London sebagai salah satu wilayah berisiko tinggi.

Sekitar 23.000 kapal setiap tahun melewati Selat Bab al-Mandab l yang menghubungkan Teluk Aden dengan Laut Merah dan seterusnya hingga Terusan Suez.

Sumber Reuters mengatakan pekan lalu bahwa serangan-serangan Houthi adalah bagian dari upaya untuk memberikan tekanan pada AS agar Israel menghentikan serangan terhadap Gaza, tujuan yang sama dengan Iran, Arab Saudi, dan negara-negara lain di wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper