Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid Malaysia Melonjak 57,3%, Indonesia Harus Waspada!

Kementerian Kesehatan Malaysia mencatat terjadi peningkatan kasus Covid-19 sebesar 57,3%
Kasus Covid Malaysia Melonjak 57,3%, Indonesia Harus Waspada!. Ilustrasi virus Covid-19 varian AY.4.2/Times of India rn
Kasus Covid Malaysia Melonjak 57,3%, Indonesia Harus Waspada!. Ilustrasi virus Covid-19 varian AY.4.2/Times of India rn

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Malaysia mencatat terjadi peningkatan kasus Covid-19 sebesar 57,3% dan mayoritas 48% terjadi pada kelompok usia antara 20 dan 40 tahun. 

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan mengatakan bahwa mayoritas penderita sejauh ini hanya menunjukkan gejala ringan. 

“Dari kasus-kasus tersebut, 98% di antaranya hanya menunjukkan gejala ringan,” katanya dilansir The Star, Kamis (7/12/2023). 

Adapun angka 57,3% tersebut mencakup 3.626 kasus, meningkat dari 2.305 kasus yang dilaporkan pada 12-18 November 2023, dengan data yang dikumpulkan pada 19-25 November 2023 (ME47/2023). 

“Kasus mingguan yang terdeteksi telah melampaui 1.000 setiap minggunya hingga ME47/2023, dengan tingkat peningkatan antara 7,1% hingga 57,3%. Telah dilaporkan 8 klaster aktif Covid-19 dengan total 121 kasus," ujarnya. 

Dia menjelaskan bahwa jumlah kumulatif klaster yang dilaporkan sebanyak 7.248 klaster, dan mayoritas adalah klaster yang melibatkan sektor pendidikan. 

Lalu dia menambahkan, tingkat penerimaan pasien Covid-19 ke fasilitas kesehatan meningkat menjadi 2,9% per 100.000 penduduk pada 19-25 November 2023 dibandingkan 2% pada 12-18 November 2023.

“Angka ini sudah termasuk kasus suspek dan infeksi terkonfirmasi. Dilaporkan juga empat varian Omicron baru. Ini semua terdiri dari varian of concern (VOC),” katanya. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan peningkatan varian Omicron baru, dengan BA.2.86 yang pertama kali dilaporkan pada 24 Juli lalu. 

“Kasus kumulatif yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang dikategorikan VOC dan varian of interest (VOI) sebanyak 28.102 kasus (27.297 VOC; 805 VOI)," ujarnya. 

Dia mengatakan untuk tergolong VOI sudah hampir 46 negara yang melaporkan varian itu. Namun, tidak ada perubahan klinis dan tingkat keparahan yang diakibatkannya. Kemudian dua kasus BA.2.86 telah dilaporkan saat ini.

“Kasus-kasus tersebut terdeteksi melalui skrining gejala dan tidak memiliki riwayat pergi ke luar negeri dalam waktu 14 hari setelah gejala muncul. Mereka telah dirawat sebagai pasien rawat jalan dan kondisinya stabil. Meski terjadi peningkatan kasus Covid-19, namun situasi terkendali. Kementerian akan terus memantau situasi dan variannya," tambahnya. 

Kasus Covid di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan adanya pergeseran dominasi varian baru dalam lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa pemerintah telah mendeteksi adanya subvarian baru, yakni EG2 dan EG5.

“Sudah mulai ada pergeseran dominasi varian baru. Ada subvarian baru EG2 dan EG5,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (7/12/2023).

Menurutnya, subvarian itu terdeteksi di samping subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Hal itulah yang kemudian menjadi penyebab utama kenaikan kasus Covid saat ini.

“Ada kenaikan dari rata-rata 40-60 [kasus] minggu kemarin menjadi 237 kasus,” jelas Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper