Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Israel Isaac Herzog pada hari Kamis (30/11/2023), meminta Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan untuk menggunakan “kekuatan politiknya” membantu membebaskan semua sandera Israel yang ditahan oleh kelompok militan Palestina Hamas di Gaza.
Herzog mengajukan permintaan tersebut saat bertemu dengan Sheikh Mohamed di Dubai, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor media kepresidenan Israel.
“Presiden mengimbau temannya Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan untuk menggunakan seluruh kekuatan politiknya untuk mendorong dan mempercepat kepulangan para sandera,” katanya melansir Reuters, Jumat (1/12/2023).
Herzog, yang perannya sebagian besar bersifat seremonial dan tidak memiliki kekuasaan eksekutif, berada di negara Teluk tersebut untuk menghadiri pertemuan puncak iklim PBB, yang dikenal sebagai COP28, yang berlangsung dari 30 November hingga 12 Desember.
Ini adalah perjalanan luar negeri pertamanya sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok bersenjata Hamas yang menurut Israel menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing menyandera sekitar 240 orang di Gaza.
UEA adalah kekuatan regional meskipun negara Teluk lainnya, Qatar, dan Mesir, telah menjadi penengah antara Israel dan Hamas untuk pembebasan sandera, yang sejauh ini telah membebaskan 99 warga Israel dan orang asing.
Baca Juga
Israel telah membebaskan 210 tahanan Palestina sebagai ganti sandera Israel.
Kerja Sama
Dalam pernyataannya, Israel juga mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan UEA, sehingga negara Teluk tersebut dapat mengirimkan bantuan ke Gaza, membangun rumah sakit lapangan di perbatasan Rafah Gaza dan membantu memindahkan anak-anak yang terluka dari Gaza untuk menerima perawatan medis di UEA.
Laporan kantor berita negara UEA mengatakan kedua presiden membahas hubungan antara negara mereka dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
Herzog diundang untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut oleh Sheikh Mohamed awal tahun ini. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga diundang untuk hadir. Israel berencana mengirimkan delegasi besar sekitar 1.000 orang, kata seorang pejabat sebelumnya.
Namun, delegasi tersebut kini akan lebih kecil, kata pejabat tersebut, seraya menyebutkan bahwa beberapa dari mereka yang ikut serta dalam delegasi tersebut telah dipanggil untuk tugas militer cadangan.
UEA adalah salah satu dari sedikit negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel. Negara-negara Timur Tengah telah membangun hubungan dekat sejak hubungan resmi terjalin pada tahun 2020 di bawah Abraham Accords yang ditengahi Amerika Serikat.
UEA mengutuk Hamas, yang dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas Timur Tengah, atas serangan 7 Oktober dan menyerukan pembebasan para sandera.
Abu Dhabi juga mengutuk pemboman dan invasi Israel ke Gaza, yang menurut para pejabat kesehatan Palestina telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.
Namun, UEA bermaksud mempertahankan hubungannya dengan Israel, yang telah menghasilkan miliaran dolar dalam perdagangan dan kerja sama keamanan yang erat, kata beberapa sumber.