Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat agar tidak mempercayai beragam hoaks terkait nyamuk ber-Wolbachia yang bertebaran di media sosial.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengungkap bahwa disinformasi dalam masyarakat terkait kesehatan sering terjadi karena era keterbukaan informasi.
"Sekarang sudah era terbuka. Jadi terkait dengan hoaks-hoaks yang ada, tentu Kementerian Kesehatan terus melakukan upaya memberi informasi yang baik dan benar," katanya dalam konferensi pers daring, Jumat (24/11/2023).
Menurutnya, upaya mencegah disinformasi ini tidak hanya dilakukan Kemenkes, tetapi juga dari pakar-pakar yang terlibat langsung dalam riset mengenai nyamuk ber-wolbachia.
Dia juga mengimbau masyarakat agar memilah informasi yang diterima dengan mengutamakan informasi resmi dari pemerintah.
"Bukan cuma Kementerian Kesehatan, juga termasuk dari pakar-pakar yang meneliti. Tapi tentu kami juga perlu dukungan, [termasuk] dukungan teman-teman media," lanjutnya.
Baca Juga
Maxi kemudian menceritakan perihal salah satu tokoh yakni Dahlan Iskan yang memberikan informasi bermanfaat mengenai nyamuk ber-Wolbachia.
"Termasuk dukungan dari tokoh seperti Dahlan Iskan yang menulis soal ini [Wolbachia]. Kita ingin setiap orang paham tentang manfaat dari teknologi ini," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kemenkes telah menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Efektivitas teknologi Wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. Teknologi yang digunakan bukan kategori dari rekayasa genetika.
Wolbachia sendiri adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk.
Wolbachia, berdasarkan sifat alaminya, tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya. Bakteri Wolbachia telah ditemukan di dalam tubuh nyamuk Aedes albopictus secara alami.