Bisnis.com, JAKARTA - Dua puluh delapan bayi yang lahir prematur dievakuasi dari rumah sakit terbesar di Gaza dibawa ke Mesir untuk perawatan darurat pada hari Senin, (20/11/2023), sementara pihak berwenang Palestina dan WHO mengatakan 12 orang tewas di rumah sakit Gaza lainnya yang dikelilingi oleh tank-tank Israel.
Melansir Reuters, bayi-bayi yang baru lahir tersebut dirawat di rumah sakit Al Shifa di Gaza Utara. Beberapa dari bayi itu meninggal setelah incubator rusak di tengah tidak berfungsinya layanan medis selama serangan militer Israel di Kota Gaza.
Pasukan Israel menggerbek RS Al Shifa pekan lalu untuk mencari jaringan terowongan milik kelompok Islam Hamas yang dibangun di bawah rumah sakit. Ratusan pasien, staf medis, dan pengungsi meninggalkan Al Shifa pada akhir pekan.
Para dokter mengatakan mereka diusir oleh tentara, sementara pihak Israel mengatakan kepergian para dokter itu tersebut bersifat sukarela.
Rekaman langsung yang disiarkan oleh TV Al Qahera Mesir menunjukkan staf medis dengan hati-hati mengangkat bayi dari dalam ambulans dan menempatkan mereka di inkubator bergerak, yang kemudian didorong melintasi tempat parkir menuju ambulans lainnya.
Bayi-bayi tersebut diangkut pada hari Minggu (19/11/2023) ke sebuah rumah sakit di Rafah, di perbatasan selatan Gaza yang dikuasai Hamas, sehingga kondisi mereka dapat stabil sebelum dipindahkan ke Mesir.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan 12 orang telah diterbangkan ke Kairo.
Semua bayi yang dievakuasi sedang “melawan infeksi serius”, kata juru bicara WHO.
Delapan bayi telah meninggal sejak dokter di RS Al Shifa pertama kali memberikan peringatan internasional pada bulan ini tentang 39 bayi prematur yang berisiko akibat kurangnya pengendalian infeksi, air bersih dan obat-obatan di bangsal neo-natal.