Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yakin gencatan senjata di Gaza akan memicu serangan baru dan lebih banyak lagi serangan, dari gerakan radikal Palestina, Hamas.
Dia menjelaskan bahwa bagi Hamas, gencatan senjata adalah waktu bagi kelompok tersebut untuk memenuhi kembali persediaan senjatanya.
“Selama Hamas berpegang teguh pada ideologi penghancurannya, gencatan senjata bukanlah perdamaian. Bagi anggota Hamas, setiap gencatan senjata adalah waktu yang mereka manfaatkan untuk membangun kembali persediaan roket mereka, mengatur ulang posisi para pejuang dan memulai kembali pembunuhan dengan menyerang orang-orang yang tidak bersalah lagi," katanya, dilansir TASS, Minggu (19/11/2023).
Dia mengatakan jika Hamas menguasai Gaza maka akan menghilangkan kesempatan warga Palestina untuk hidup lebih baik.
"Hasil yang membuat Hamas menguasai Gaza akan sekali lagi melanggengkan kebenciannya dan menghilangkan kesempatan warga sipil Palestina untuk membangun sesuatu yang lebih baik bagi diri mereka sendiri," ujarnya.
Menurutnya, di saat AS berupaya menuju solusi dua negara, Gaza dan Tepi Barat harus disatukan kembali di bawah satu struktur pemerintahan, yang pada akhirnya di bawah revitalisasi Otoritas Palestina.
Baca Juga
“Rakyat Palestina berhak mendapatkan negara mereka sendiri dan masa depan yang bebas dari Hamas,” ucap pemimpin AS itu.
Seperti diketahui, ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah setelah Hamas yang berbasis di Jalur Gaza melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel, pada 7 Oktober 2023.
Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.
Israel mengumumkan pengepungan total terhadap Gaza dan mulai melakukan serangan terhadap daerah Palestina itu, serta wilayah tertentu di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat.