Bisnis.com, JAKARTA - Pihak berwenang di Gaza Palestina melaporkan bahwa setidaknya 200 pekerja medis telah terbunuh di Jalur Gaza sejak dimulainya eskalasi 7 Oktober 2023.
Menurut laporan yang tercatat, bahwa korban tewas tersebut termasuk dokter, perawat dan paramedis yang bekerja di Jalur Gaza.
Selain itu, pihak berwenang di Gaza juga melaporkan bahwa sebanyak 25 rumah sakit dan 52 layanan kesehatan telah dihentikan operasinya akibat pemboman besar-besaran Israel di daerah tersebut.
Sementara itu, sebanyak 55 kendaraan ambulans yang beroperasi di Jalur Gaza juga terkena tembakan dan bom Israel.
Melansir TASS, rumah sakit telah menjadi sasaran serangan Israel karena mengklaim Hamas bersembunyi di bawah tanah rumah sakit di Gaza.
Salah satu rumah sakit yang saat ini menjadi sasaran militer Israel adalah rumah sakit Al-Shifa, yang sudah dikepung selama beberapa hari terakhir.
Baca Juga
Semua orang yang masuk dan keluar masuk rumah sakit Al-Shifa akan ditembak, dan seluruh rumah sakit dikepung oleh tank-tank militer Israel. Bahkan ambulans tidak diperbolehkan untuk melintas.
Seperti diketahui, ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah setelah militan dari kelompok radikal Palestina Hamas yang berbasis di Jalur Gaza melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel, pada 7 Oktober 2023.
Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.
Israel menanggapi dengan mendeklarasikan blokade total terhadap Jalur Gaza dan melancarkan pemboman terhadap wilayah tersebut dan beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah, serta operasi darat terhadap Hamas di Jalur Gaza. Bentrokan juga dilaporkan terjadi di Tepi Barat.