Kepala juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa Hamas telah kehilangan kendali di utara Gaza, pada Rabu (8/11/2023).
Dia mengatakan bahwa para insinyur tempur Israel menggunakan alat peledak untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas yang membentang ratusan kilometer di bawah Gaza. Militer mengatakan sejauh ini telah menghancurkan 130 terowongan.
Israel menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil di Gaza, dengan mengatakan bahwa mereka menggunakan warga Gaza sebagai tameng manusia dan menyembunyikan pusat senjata dan operasi di daerah pemukiman.
Wakil komandan Brigade 401 Letnan Kolonel Ido mengatakan bahwa saat tentara mencapai gedung yang hancur karena bom, semua keluarga telah pergi.
"Jadi kami tahu bahwa semua orang di sini adalah musuh kami. Kami belum melihat ada warga sipil di sini. Hanya Hamas," katanya.
Tentara Israel mengatakan bahwa di bawah apartemen keluarga terdapat dua lantai bengkel yang digunakan untuk membuat senjata, termasuk drone yang ditemukan di lima kotak kayu. Meski begitu, klaim tersebut tidak dapat diverifikasi.
Baca Juga
50.000 Warga Palestina ke Selatan
Hagari mengatakan bahwa sekitar 50.000 warga sipil Palestina meninggalkan wilayah utara pada Rabu (8/11/2023).
Militer Israel telah berulang kali meminta warga untuk mengungsi ke wilayah utara atau berisiko terjebak dalam kekerasan.
Kementerian Dalam Negeri Palestina mengatakan setidaknya 19 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah dekat rumah sakit di kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara, pada Rabu (8/11/2023).
Para pejabat PBB dan negara-negara G7 meningkatkan seruan untuk jeda kemanusiaan dalam perang untuk membantu warga sipil di Gaza, di mana kebutuhan termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bakar hampir habis.
Perundingan yang dimediasi oleh Qatar, tempat beberapa pemimpin politik Hamas bermarkas, berusaha untuk membebaskan 10 hingga 15 sandera dengan imbalan jeda kemanusiaan selama satu hingga 2 hari di Gaza.