Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Negara Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani mendesak masyarakat internasional untuk tidak memberi izin kepada Israel untuk membunuh warga Palestina dalam perang melawan Hamas.
Dia mengatakan bahwa eskalasi berbahaya yang dilakukan Israel dan Hamas sangat mengancam keamanan global.
"Kami mengatakan cukup. Israel tidak boleh diberikan lampu hijau tanpa syarat dan izin tidak terbatas untuk membunuh," katanya, dalam sebuah pidato tahunan membuka Dewan Syura Penasihat Negara Arab Teluk.
Melansir Reuters, Qatar sejak saat itu telah melakukan dialog terbuka dengan Israel dan Hamas yang menghasilkan pembebasan 4 orang sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk 2 orang wanita Israel pada Senin (23/10/2023).
"Kami menyerukan sikap regional dan internasional yang serius terhadap eskalasi berbahaya yang kita saksikan ini, yang mengancam keamanan kawasan dan dunia," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyatakan tidak akan menerima tindakan yang seakan membuat semua bentuk kekerasan tidak pernah diperhitungkan.
Baca Juga
"Kami tidak menerima standar ganda dan tindakan yang seolah-olah nyawa anak-anak Palestina tidak diperhitungkan, seolah-olah mereka tidak memiliki wajah atau nama," ucapnya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 5.000 orang dalam 2 pekan serangan udara Israel.
Sementara itu, kelompok militan Islamis Hamas telah menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel dan menangkap lebih dari 200 sandera.
Seperti diketahui, ketegangan di Timur Tengah kembali berkobar pada 7 Oktober lalu, ketika militan Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Jalur Gaza.
Gerakan Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.
Israel menanggapi serangan Hamas dengan mengumumkan blokade total terhadap Gaza dan mulai melakukan serangan terhadap daerah Palestina, serta wilayah tertentu di Lebanon dan Suriah.