Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden (capres) Koalisi Perubahan Anies Baswedan menuding media sebaga pembuat isu politik identitas yang kerap muncul pada setiap pesta demokrasi atau pemilihan umum (Pemilu).
Anies menyebut bahwa isu itu yang mengisukan adalah pihak lain dan dari pihak Anies tidak pernah mengisukan hal tersebut.
“Anda [media] yang ngisuin, kita tidak pernah mengisukan. Anda yang mengulang-ulang,” kata Anies menjawab pertanyaan wartawan tentang politik identitas, Selasa (24/10/2023).
Anies pun menegaskan bahwa pihaknya selalu membahas mengenai perubahan, keadilan dan lainnya. Dirinya pun menyebut bahwa pihaknya tidak pernah membawa kembali isu tersebut selama ini.
Lebih lanjut dirinya meminta kepada awak media untuk tidak menggiring dan mengarahkan terkait isu politik identitas.
“Jadi siapa sesungguhnya yang mengarahkan ini? Anda! [media] stop doing that,” ujarnya.
Baca Juga
Politik Identitas sendiri menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan terjadi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mendukung keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah yang menolak politik identitas pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Menurutnya, tak hanya PBNU dan Muhammadiyah, tetapi banyak organisasi masyarakat (ormas) yang juga dapat mendorong kontestasi 5 tahunan ini mengedepankan politik rasional.
“Saya kira bagus sekali, memang kan di kita itu selain partai juga ada kelompok strategis masyarakat terutama ormas-ormas. Oleh karena itu, sebaiknya memang semua ormas juga mengadakan pertemuan bersama untuk mencegah terjadinya polarisasi dan pembelahan masyarakat," katanya di Istana Wapres, Kamis (25/5/2023).
Orang nomor dua di Indonesia itu menilai bahwa menjaga keutuhan bangsa dari ancaman polarisasi menjadi peran dari seluruh pihak baik pemerintah hingga masyarakat.
“Ya, saya harap supaya [upaya] ini terus dijaga bangsa ini, peran dari pada kelompok strategis masyarakat ormas itu saya kira menjadi penting untuk dilakukan,” pungkas Ma’ruf.