Bisnis.com, SOLO - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membantah pihaknya melakukan genjatan senjata dengan pasukan Hamas pada Senin (16/10/2023).
"Kantor Netanyahu mengatakan saat ini tidak ada gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza sebagai imbalan atas evakuasi orang asing," tulis akun @spectatorindex, Senin.
Menteri Luar Negeri AS mengatakan bahwa perbatasan Mesir-Gaza akan segera dibuka. Ia mengatakan bahwa perbatasan Rafah akan dibuka kembali untuk memungkinkan warga negara asing keluar dari kota Palestina.
Di tengah informasi ini, truk bantuan untuk para korban juga masih terus menunggu perbatasan Mesir-Gaza dibuka.
Presiden AS Joe Biden juga turut buka suara mengenai pembukaan kembali perbatasan Mesir-Gaza dalam waktu dekat ini.
Melansir dari The Guardian, Biden mengatakan bahwa setiap tindakan Israel untuk menduduki Gaza akan menjadi “kesalahan besar,”.
Baca Juga
Di sisi lain, ia pun berharap bahwa perbatasan Mesir-Gaza akan segera dibuka untuk memungkinkan bantuan masuk, ketika pasukan Israel terus bersiap untuk melakukan invasi darat.
Dalam wawancara dengan 60 Minutes pada hari Minggu, Biden mengatakan dia yakin kelompok militan Hamas harus dilenyapkan tetapi harus ada jalan menuju negara Palestina.
Laporan genjatan senjata
Sebelumnya dari laporan Al-Arabiya, militer Israel dan pasukan Hamas Palestina disebut tengah melakukan gencatan senjata selama 5 jam di wilayah selatan Jalur Gaza, pada Senin (16/10).
Tujuan dilakukannya gencatan senjata adalah untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut dan memungkinkan warga asing meninggalkan Gaza.
Gencatan senjata akan berlaku pada pukul 09.00 waktu setempat (06.00 GMT). Pihak-pihak yang berkonflik telah sepakat mengenai perlunya mengambil langkah tersebut.
Melansir TASS, setidaknya ada 100 truk dengan bantuan di titik penyeberangan Rafah di perbatasan antara Gaza dan Mesir, menunggu didirikannya koridor kemanusiaan.
Media itu melaporkan, sejauh ini tentara Israel masih terus melakukan upaya penyerangan lain di wilayah Jalur Gaza.