Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden-Netanyahu Bahas Normalisasi Israel dengan Arab Saudi dan Iran

AS, Israel, dan Arab Saudi telah mendiskusikan kemungkinan normalisasi hubungan diplomatik dan perumusan pakta pertahanan, tetapi masih jauh dari kata sepakat.
Ilustrasi Bisnis.com
Ilustrasi Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan pada Rabu (20/9/2023), yang diharapkan mencakup potensi kesepakatan normalisasi hubungan Israel dengan Arab Saudi dan Iran.

Sebelumnya, Biden menunda undangan kepada Netanyahu atas kekhawatiran akan perombakan peradilan yang mengekang kekuasaan hakim oleh pemerintahan sayap kanan Israel, serta perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat.

Alih-alih bertemu di Gedung Putih, kedua pemimpin mengatur pembicaraan mereka di sela-sela Majelis Umum PBB di New York.

Para pejabat Amerika memperkirakan akan ada pembahasan perombakan hukum, upaya untuk melawan program nuklir Iran, serta kemungkinan normalisasi hubungan Israel-Saudi yang akan jadi kesepakatan besar.

Netanyahu telah mengharapkan pertemuan lebih awal, mengingat sejarah panjangnya dalam berurusan dengan presiden AS. Dia tidak mendapat pertemuan sejak bulan-bulan awal pemerintahan Biden pada 2021, berbeda dengan Presiden Israel Isaac Herzog yang diundang ke Gedung Putih pada Juli lalu dalam peringatan 75 tahun berdirinya Israel.

AS, Israel, dan Arab Saudi telah mendiskusikan kemungkinan normalisasi hubungan diplomatik dan perumusan pakta pertahanan, tetapi perundingan tersebut masih jauh dari kata sepakat.

David Makovsky selaku pengamat Timur Tengah di Washington Institute for Near East Policy mencatat bahwa pertemuan tersebut akan terjadi 265 hari setelah Netanyahu menjabat, yang merupakan jeda terpanjang sejak tahun 1964.

“Potensi besar kesepakatan Saudi membuat Biden dan Netanyahu tidak punya pilihan selain bertemu, meskipun ada perbedaan,” katanya di X, dikutip dari Reuters pada Rabu (20/9/2023).

Pemerintahan Biden tengah memperhitungkan bahwa AS dapat memperoleh manfaat besar dari kesepakatan tersebut jika dapat mengatasi hambatan yang besar.

"Banyak elemen yang mengarah pada normalisasi. Belum ada kerangka kerja, belum ada persyaratan yang siap untuk ditandatangani. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan," kata Penasihat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan pada 7 September lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper