Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Singapura Halimah Yacob menyampaikan pidato perpisahan pada Rabu (13/9/2023). Dia menyoroti pentingnya berdiri bersama dan bersatu agar Singapura terus berkembang.
“Singapura terus menghadapi tantangan sebagai negara dengan perekonomian kecil dan terbuka, tetapi warga Singapura memiliki peluang lebih besar untuk menjadikan negara ini luar biasa jika kita berdiri bersama dan tetap bersatu,” kata Halimah.
Dilansir dari Channel News Asia, dalam pidatonya pada resepsi perpisahan di Istana, dia mengenang bagaimana masyarakat Singapura mematuhi aturan menjaga jarak yang aman dan saling mendukung selama masa Covid-19.
Pemerintah tidak mungkin bisa membawa Singapura keluar dari pandemi ini sendirian, ujarnya.
“Kita memerlukan rasa persatuan dan tujuan yang sama, di era perubahan aliansi geopolitik, persaingan ekonomi, tantangan perubahan iklim yang besar, dan populasi yang menua dengan cepat, agar kita dapat bergerak maju,” tambahnya.
Hari Rabu (13/9/2023) menandai berakhirnya masa jabatan enam tahun Halimah sebagai Presiden Singapura. Tharman Shanmugaratnam yang terpilih sebagai Presiden pada 1 September dengan perolehan suara dominan 70,4 persen akan dilantik di Istana pada hari Kamis (14/9/2023).
Baca Juga
Dia menceritakan dalam wawancara tatap muka dengan CNA bulan lalu bahwa pertimbangan utamanya untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai presiden adalah keinginan untuk pensiun.
Halimah mengatakan dia merasa tersanjung dengan kepercayaan dan keyakinan masyarakat Singapura terhadap dirinya.
“Saya menyimpan aspirasi Anda dalam hati saya dan dukungan Anda yang tak tergoyahkanlah yang mengobarkan tekad saya untuk mengabdi, setiap hari dan setiap langkah,” tambahnya.
Halimah yang juga merupakan Presiden perempuan pertama Singapura mengatakan bahwa dia sadar akan peluang besar yang dia miliki untuk menginspirasi perempuan dan anak perempuan lainnya.
Banyak orang yang merasakan betapa gembiranya mereka melihat kepala negara perempuan dan pesan kuatnya tentang tempat perempuan dalam masyarakat kita.
“Jika saya mampu memberdayakan perempuan di Singapura untuk melampaui batas dan mencapai potensi mereka sepenuhnya, saya sangat bersyukur atas kesempatan untuk melakukannya,” tambah Halimah.
Masyarakat yang Lebih Peduli
Karena Presiden mampu memainkan peran penting dalam menyatukan dan menggalang masyarakat, Ibu Halimah mengatakan bahwa dia fokus untuk menciptakan masyarakat yang lebih peduli, penuh kasih sayang, dan adil.
Misalnya, dengan dukungan kuat dari para donor dan advokat, “jumlah besar” telah dikumpulkan untuk Tantangan Presiden guna membantu masyarakat yang membutuhkan dan “meluaskan bantuan kami lebih dari sekedar bantuan menuju pemberdayaan”, tambahnya.
Sementara itu, dampak dari Dana Pemberdayaan untuk Kehidupan yang diluncurkan Halimah pada tahun 2018 bersifat positif dan signifikan.
Hal ini mendukung program-program yang mendorong peningkatan keterampilan, peningkatan kapasitas dan lapangan kerja bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Halimah mengatakan bahwa dana tersebut telah membantu para penerima manfaat menjadi lebih mandiri dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
“Melalui dukungan saya terhadap berbagai tujuan dan keterlibatan komunitas, saya telah mendukung berbagai tujuan dan melibatkan masyarakat Singapura dari semua lapisan masyarakat,” tambahnya.
Dia mencatat bahwa diplomasi juga merupakan bagian penting dari pekerjaannya sebagai Presiden.
Kunjungannya ke luar negeri sebanyak 21 kali merupakan kesempatan untuk meningkatkan citra internasional Singapura, memperkuat hubungan bilateral dan membuka peluang ekonomi baru bagi perusahaan-perusahaan Singapura, katanya. (Nizar Fachri Rabbani)