Bisnis.com, JAKARTA - Ancaman terorisme di Amerika Serikat (AS) berubah menjadi ancaman domestik setelah 22 tahun serangan mematikan di New York pada 11 September 2001 atau Tragedi 9/11.
Investigasi yang dilakukan Biro Investigasi Federal (FBI) terhadap terorisme dan ekstremisme domestik di AS meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2020.
Para pejabat mulai melakukan upaya untuk mengatasi ancaman ini, Departemen Kehakiman AS membentuk unit terorisme domestik baru sebagai tanggapan terhadap lanskap keamanan yang terus berkembang.
Melansir CNA, peringatan diumumkan di seluruh negeri untuk memperingati serangan 11 September 2001, ketika hampir 3.000 orang tewas dalam serangan teror paling mematikan di wilayah AS.
Peristiwa yang melibatkan serangan terhadap World Trade Center di New York dan Pentagon, berujung pada “perang global melawan teror”.
Meski begitu, banyak analis percaya bahwa ancaman terbesar yang dihadapi AS saat ini ada di dalam negerinya sendiri.
Baca Juga
Seperti diketahui, serangan yang terjadi pada 11 September 2001 lalu mengubah wajah keamanan publik di AS.
Direktur pertama Kantor Keamanan Dalam Negeri AS diangkat hanya 11 hari setelah Menara Kembar runtuh. Sedangkan, Departemen Kepolisian New York membentuk biro kontraterorisme setelah kejadian tersebut.
Direktur Komunikasi Proyek Pengawasan Teknologi Pengawasan William Owen mengatakan begitu banyak sumber daya pengawasan yang digunakan untuk secara inkonstitusional menargetkan warga muslim New York, warga Arab New York, warga Asia Selatan New York, dan benar-benar mengawasi rumah, sekolah, dan rumah ibadah mereka.
Kelompok ini melakukan litigasi dan mengadvokasi privasi, melawan pengawasan berlebihan di tingkat lokal dan negara bagian.
Mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg, yang menjabat hanya beberapa bulan setelah serangan tersebut, mengatakan pengumpulan intelijen itu sah dan dirancang untuk menjaga keamanan negara.
Pasca-11 September 2001, fokus utamanya adalah mencegah serangan teroris skala besar berikutnya di AS. Ada kekhawatiran bahwa Al-Qaeda merencanakan serangan kimia terhadap sistem kereta bawah tanah New York pada 2003.
Serangan teroris paling mematikan di New York sejak 11 September 2001 terjadi pada 2017, ketika seorang pria mengendarai truk di jalur sepeda, menewaskan 8 orang.
Penghalang beton telah dipasang di sekitar bagian kota untuk membantu mencegah serangan serupa terjadi lagi.
Profesor ilmu politik dari John Jay College of Criminal Justice Peter Romaniuk mengatakan sangat sulit untuk mengukur dampak yang tepat dari semua tindakan pencegahan tersebut, tetapi lebih sulit merencanakan dan melaksanakan serangan di Barat.
Menurut para analis, beberapa tahun sejak tragedi 11 September 2001 itu, persepsi ancaman di AS telah berubah secara bertahap.
Meskipun terorisme yang direncanakan oleh eksternal masih menjadi perhatian, terorisme dalam negeri AS semakin menjadi sorotan.