Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Cawapres Anies Baswedan, Cak Imin: Lo..Lo..Lo Ga Bahaya Ta?

Manuver Cak Imin menjadi cawapres Anies Baswedan memicu polemik di dua koalisi.
Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan bahwa partainya akan bergabung dengan PDIP jika tidak ada kepastian dari Partai Gerindra soal calon wakil presiden (cawapres). Dia menyampaikan hal itu usai Haul ke-14 Abdurrahman Wahid, Jumat (4/8/2023) di Gedung Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB di Senen, Jakarta Pusat. JIBI/Bisnis-Reyhan F Fajarizha
Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan bahwa partainya akan bergabung dengan PDIP jika tidak ada kepastian dari Partai Gerindra soal calon wakil presiden (cawapres). Dia menyampaikan hal itu usai Haul ke-14 Abdurrahman Wahid, Jumat (4/8/2023) di Gedung Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB di Senen, Jakarta Pusat. JIBI/Bisnis-Reyhan F Fajarizha

Bisnis.com, JAKARTA -- Para elite Partai Demokrat dibuat geram oleh langkah Anies Baswedan. Mereka mengutuk bahkan menyebut bakal calon presiden atau capres dari Koalisi Perubahan dan Persatuan itu sebagai pengkhianat. 

Pemicunya tentu tak lain karena keputusan Anies memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon Wakil Presiden alias Cawapres.

Kabar Anies meminang Cak Imin ibarat petir di siang bolong. Saking cepatnya sampai-sampai Demokrat yang selama ini runtang-runtung makan malam, kondangan, nonton konser, hingga kerap hadir dalam berbagai momen penting bareng kecolongan karena Anies lebih memilih Cak Imin dibandingkan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

Padahal, Demokrat sudah sangat berharap Anies menjadikan AHY jadi cawapres. Ini tentu terkait dengan platform perubahan yang kerap digembar-gemborkan oleh bekas Gubenur DKI Jakarta tersebut. Sosok AHY dan Demokrat yang selama ini mengaku sebagai oposisi, dianggap sangat cocok dengan visi misi perubahan Anies Baswedan.

Namun rupanya, harapan itu tinggallah harapan. Cak Imin yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan atau bahkan dibayangkan tiba-tiba dipilih menjadi cawapres Anies. Kalau diilustrasikan sebagai balapan motor, Cak Imin menyalip di tikungan dan berhasil menyingkirkan AHY yang hampir setahun membangun chemistry dengan mantan Menteri kabinet pertama Jokowi itu.

"Memang kita ditelikung dan ditinggalkan seperti ini. Sekarang, sekarang," kata Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY yang merupakan ayah dari AHY mengungkapkan kekesalannya kepada Anies dan tentunya Partai NasDem. Dia merasa kena prank. Anies kemudian dia sebut sebagai musang berbulu domba. "Ini ada komentar. Demokrat kena prank, musang berbulu domba."

Ekspresi kekecewaan Demokrat termasuk kader di berbagai daerah itu ditumpahkan dengan berbagai macam hal mulai dari mencopot baliho bergambar AHY dan Anies Baswedan hingga puncaknya memutuskan untuk keluar dari Koalisi Perubahan dan Persatuan atau KPP. Tim 8 yang selama ini bertugas menjaring cawapres Anies juga ikut bubar jalan.

Alhasil Koalisi Perubahan dan Persatuan atau KPP pengusung Anies sebagai capres saat ini terdiri dari Partai NasDem, PKB, dan PKS. Demokrat masih jomblo.

Sedangkan PKS telah secara resmi mengeluarkan pernyataan resmi tentang masuknya Cak Imin dan barisan PKB-nya ke dalam koalisi. Mereka menyambut baik. Tetapi soal apakah PKS menerima Cak Imin sebagai pendamping Anies atau tidak, keputusannya ada di tangan majelis syuro.

"Adapun rekomendasi calon wakil presiden ini, akan diusulkan untuk dibahas dalam Musyarawah Majelis Syuro PKS," kata Presiden PKS Ahmad Syaikhu. 

Anies dan Cak Imin sendiri telah mendeklarasikan sebagai pasangan capres dan cawapres di Hotel Yamato atau Majapahit Surabaya Sabtu kemarin. Pemilihan lokasi ini terkait dengan nilai sejarah hotel yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari semangat arek-arek Surabaya mengusir tentara Sekutu dan Belanda. Kalau kata Anies, semangat inilah yang akan digunakan sebagai momentum deklarasi dirinya dengan Cak Imin.

Cak Imin sendiri mengaku bahwa sudah diminta untuk menjadi cawapres Anies sejak 2021 lalu. Dia mengaku dipanggil oleh Kyai Kholil As'ad di Situbondo Jawa Timur. Salah satu pesan Kyai Kholil adalah dia harus berpasangan dengan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

"Saya tidak berani menolak, tetapi saya juga tidak menjawab. Saya masukan batin saya berbunyi begini: Lo..Lo..Lo.. ga bahaya ta."

Cak Imin Effect

Meski memiliki banyak kontroversi, bahkan masuknya ke koalisi perubahan juga memicu polemik, kehadiran Cak Imin di kubu Anies Baswedan memberikan warna sendiri. Cak Imin adalah politikus ulung dan berhasil mengungkit suara PKB pada Pemilu 2019 lalu.

Cak Imin juga diharapkan akan menutup celah suara Anies di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jika mengacu kepada hasil Pemilu 2019 lalu, suara PKB dan PDIP hampir imbang di Jawa Timur dengan angka 19,41 persen. Sementara di Jawa Tengah, PKB memiliki suara 9,72 persen.

Kekuatan utama Cak Imin adalah di basis suara Nahdlatul Ulama (NU) kaum Nahdliyin yang memang kuat di Jateng dan Jatim.

Namun demikian, Cak Imin bukannya tanpa pekerjaan rumah. Hasil survei Indikator Politik yang dipublikasikan pada 18 Agustus 2023 lalu mengungkap bahwa mayoritas pemilih PKB lebih condong ke Ganjar Pranowo dengan persentase 40,3 persen.

Sementara sisanya ke di Prabowo Subianto sebanyak 30,5 persen dan Anies Baswedan sebanyak 25 persen. Sebaliknya versi LSI, sebanyak 51 persen suara PKB ke Prabowo Subianto, Ganjar 30,9 persen, dan Anies Baswedan 11,8 persen.

Dari sisi elektabilitas Anies Baswedan juga masih memiliki pekerjaan besar. Dia selalu berada di peringkat ke 3 elektabilitas dengan masing-masing angka 20,6 persen (Indikator Politik) dan 19,7 persen (LSI). Keduanya menggunakan skema 10 nama.

Hal serupa juga berlaku untuk Cak Imin. Cak Imin sejauh ini jauh dari radar cawapres. Elektabilitasnya hanya 2,6 persen versi LSI. Jauh di bawah AHY yang mencapai 22,2 persen.

Tentu hasil survei itu belum menghitung elektoral pasca deklarasi Aneis dan Cak Imin atau disingkat AMIN ini.

Koalisi Gerindra-PKB Tamat

Partai Gerindra menyatakan koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi berakhir, usai PKB dan NasDem sepakat menduetkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 2024.

Sebagai informasi, Gerindra dan PKB notabenenya sudah berkoalisi sejak Agustus 2022. Meski demikian, hingga kini Gerindra dan PKB tak kunjung sepakat soal penentuan nama capres-cawapres usungan koalisi. Malahan, kini PKB bermanuver ke NasDem.

"Kerja sama politik Gerindra dan PKB berakhir atau koalisi KKIR menjadi bubar dengan sendirinya," jelas Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam keterangan tertulis, Jumat (1/9/2023).

Dia mengatakan Gerindra dan PKB sepakat untuk menerima Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB) untuk masuk koalisi. Dasco menegaskan, koalisi tetap sepakat dengan poin Piagam Sentul yang salah satunya penentuan capres-cawapres ditentukan oleh Prabowo dan Cak Imin.

"Karena baik Partai Golkar maupun PAN menyerahkan pemilihan wapres sepenuhnya kepada Prabowo Subianto," ujarnya.

Meski demikian, Dasco menghormati keputusan politik PKB yang pada akhirnya tak ingin dukungan pencapresan Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto lagi.

"Pada prinsipnya kami menghormati, mengucapkan selamat berjuang, serta mengajak untuk bersama-sama, menjaga iklim pemilu yang akan datang dengan sejuk dan damai, agar Pemilu 2024 berlangsung aman dan lancar," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper