Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Polusi Udara Jadi 'Silent Killer', Bisa Picu Penyakit Berbahaya

Dokter Spesialis Paru Feni Fitriani Taufik menyebut polusi udara sebagai Silent Killer karena diam-diam memicu penyakit berbahaya.
Sejumlah warga mengenakan masker saat berada di Stasiun KA Manggarai, Jakarta, Kamis (24/8/2023). Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengimbau warga yang beraktivitas di DKI Jakarta dan sekitarnya untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk mengantisipasi dampak polusi udara. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.
Sejumlah warga mengenakan masker saat berada di Stasiun KA Manggarai, Jakarta, Kamis (24/8/2023). Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengimbau warga yang beraktivitas di DKI Jakarta dan sekitarnya untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk mengantisipasi dampak polusi udara. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.

Bisnis.com, JAKARTA - Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Feni Fitriani Taufik mengatakan bahwa polusi udara sebagai "Silent Killer".

Dia menjelaskan disebut Silent Killer karena polusi udara secara diam-diam dalam jangka panjang bisa memicu penyakit mematikan. 

"Polusi udara ada hubungannya dengan struk, dengan hipertensi, selain kerusakan paru. Maka sering disebut "Silent killer", diam diam dalam jangka panjang memicu penyakit mematikan," katanya dalam webinar, pada Selasa (29/8/2023). 

Feni menjelaskan bahwa polusi udara ialah sekumpulan gas partikel yang macam-macam, dan jika masuk ke dalam tubuh dalam kadar berlebihan maka akan membahayakan. 

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa efek dari polusi udara bisa terjadi batuk dan pilek yang berkepanjangan. 

"Efek akut polusi udara, seperti batuk pilek yang berkepanjangan, kalau dulu 3 hari selesai, kalau berkepanjangan sebaiknya bertemu dokter langsung," ujarnya. 

Dia menjelaskan bahwa kelompok rentan perlu waspada dengan efek dari polusi udara, terlebih penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 

"Untuk kelompok yang perlu waspada adalah kelompok rentan, seperti ibu hamil, anak-anak, orang dengan penyakit paru, kardiovaskuler, dan untuk asma serta PPOK, ini polusi udara bisa semakin memperberat. Asma dan PPOK bisa terjadi perburukan kondisi karena polusi udara," tambahnya. 

Kemudian dia menjelaskan selain menerapkan protokol kesehatan, makanan dan cairan juga perlu dijaga dalam tubuh, jangan sampai dehidrasi, penting untuk memantau asupan makanan. 

"Bener bener istirahat ya menjaga kesehatan kita, menjaga cukup cairan minimal 2 liter sehari. Waktu istirahat juga," ujarnya. 

Dia mengatakan perlu untuk menerapkan pola hidup bersih sehat, tidur cukup, tidak merokok, aktif bergerak dan konsultasi ke dokter apabila ada gangguan kesehatan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper