Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dialog dengan Mahasiswa di Turki, Mahfud Singgung Bung Karno dan Kemal Ataturk

Mahfud MD menyempatkan diri berdialog dengan para mahasiswa dan warga Indonesia di Ankara dan Istanbul.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berdialog dengan para mahasiswa dan warga Indonesia di Ankara dan Istanbul, Kamis (24/8/2023) malam./Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berdialog dengan para mahasiswa dan warga Indonesia di Ankara dan Istanbul, Kamis (24/8/2023) malam./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyempatkan diri berdialog dengan para mahasiswa dan warga Indonesia di Ankara dan Istanbul.

Dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (26/8/2023), Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Ankara menggelar dialog kebangsaan pada Kamis (24/8/2023), sedangkan di Istanbul pada Jumat (25/8/2023) malam.

Mahfud berdialog dengan para mahasiswa dan warga Indonesia tentang pemilu, penegakan hukum, dan nilai strategis hubungan Indonesia dan Turki.

Dia menyampaikan bahwa di Ankara ada Jalan Soekarno, karena ada hubungan erat gagasan Soekarno tentang NKRI dengan ideologi Turki kala itu. Bahkan, Mahfud juga menyempatkan diri untuk datang dan berfoto di jalan Soekarno yang tak jauh dari kantor KBRI.

“Tidak berlebihan di Turki ada jalan Bung Karno karena Langkah-langkah pemikiran yang dibuat Bung Karno tentang Pancasila adalah sintesa Turki lama (Ottoman) dan Turki baru (Kemal Ataturk). Bukan meniru, tapi ide yang lahir sebagai bentuk sintesa NKRI,” ujarnya.

Kepada sekitar 100 peserta yang hadir secara fisik di KJRI Istanbul dan selebihnya yang mengikuti dialog lewat zoom, Mahfud menjelaskan bahwa Bung Karno ketika memperjuangkan NKRI, pada awalnya sangat terpengaruh Mustafa Kemal.

Metara Turki Modern, tidak dicampur negara dengan agama, agar keduanya tidak mundur. Namun, terjadi kompromi setelah berdebat dengan kelompok Natsir yang menginginkan negara Islam.

“Lantas lahirlah kompromi yang sangat indah. Soekarno menjadikan Indonesia bukan negara sekuler karena masyarakat Indonesia agamis atau beragama, Natsir juga setuju untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai negara Islam” ujar Mahfud yang juga guru besar hukum tata negara itu.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu melanjutkan, Negara Indonesia berdasarkan ketuhanan yang maha esa, NKRI, bukan Islam dan bukan tidak beragama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper