Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kualitas Udara di Jogja Bisa Lebih Parah dari Jakarta, Ini Sebabnya

Kualitas udara di Jogja memburuk hingga 70%, bisa lebih parah dari Jakarta karena aktivitas pembakaran sampah.
Ilustrasi kualitas udara di Jakarta/JIBI-Bisnis-Nancy Junita
Ilustrasi kualitas udara di Jakarta/JIBI-Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, SOLO - Selain Jakarta, kualitas udara di Kota Jogjakarta juga dinilai semakin mengkhawatirkan dari hari ke hari.

Jogja masuk ke dalam salah satu kota dengan tingkat kualitas udara yang paling "tidak sehat". Dari pantauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja, terdapat peningkatan pencemaran udara atau polusi sebesar 70%.

Hal ini diduga disebabkan karena aktivitas pembakaran sampah akibat TPA Piyungan Ditutup.

Kepala UPT Laboratorium Lingkungan DLH Jogja Sutomo menyebut peningkatan pencemaran udara sebanyak 70% itu terutama karena kadar PM 2,5 atau partikel debu halus yang meningkat.

“PM 2,5 ini meningkat sebanyak 70 persen dari biasanya, penyebab pastinya apa kami belum kaji mendalam, tapi ada dugaan karena pembakaran sampah,” jelasnya, Sabtu (12/8/2023), dikutip dari HarianJogja.

Sutomo menyebut bahwa PM 2,5 dapat mengganggu pernafasan jika konsentrasinya cukup tinggi di udara.

“Meski pun meningkat 70 persen partikel debu halus ini dalam pantauan kami masih dalam kategori sedang, belum berbahaya tapi kami juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada,” terangnya.

Lebih parah dari Jakarta

Peningkatan polusi udara berupa kadar PM 2,5 yang meningkat ini bisa menjadi lebih buruk dari Jakarta karena aktivitas pembakaran sampah.

“Di Jakarta itu kondisinya sama, di sana malah lebih parah konsentrasi PM 2,5. Tapi di Jakarta tidak ada pembakaran sampah kan,” ujarnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jogja mengimbau masyarakat agar menggunakan masker untuk mengantisipasi infeksi saluran pernafasan.

Timbulkan berbagai penyakit

Sub Koordinator Kelompok Substansi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga Dinkes Jogja, Nur Wara menerangkan berbagai risiko dari tingginya polusi udara bagi kesehatan.

“Terutama untuk kalangan rentan, layaknya lansia, ibu hamil, atau ibu menyusui dan anak-anak. Karena itu bisa berdampak pada gangguan pernafasan seperti asma, penyakit paru-paru dan lainnya” jelas Wara.

Wara menyebut pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pencemaran udara dan dampak kesehatannya. “Melalui puskesmas-puskesmas akan kami tingkatkan kewaspadaan ini, kami berikan sosialisasi yang masif agar dapat lebih mengantisipasi,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Triyo Handoko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper