Bisnis.com, JAKARTA - Jepang berencana mulai melepaskan air radioaktif yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima ke laut paling cepat pada akhir Agustus 2023.
Pelepasan air radioaktif ke laut itu kemungkinan besar akan dilakukan setelah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Washington, pada pekan depan.
Melansir Reuters, Senin (7/8/2023), dalam pertemuan tersebut para pemimpin itu akan berdiskusi dan menjelaskan terkait pelepasan air radioaktif tersebut yang akan dilakukan secara aman.
Meski begitu, juru bicara pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan belum ada tanggal spesifik untuk membuang air radioaktif yang telah diputuskan tersebut.
Regulator nuklir Jepang memberikan persetujuan kepada operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power (9501.T) untuk mulai melepaskan air radioaktif, pada bulan lalu.
Menurut Jepang dan Badan Energi Atom Internasional pelepasan air radioaktif ke laut tersebut aman, tetapi negara-negara terdekat khawatir hal itu dapat mencemari makanan.
Baca Juga
Penangkapan ikan dengan pukat dijadwalkan akan dimulai di Fukushima, timur laut Tokyo, pada September 2023. Pemerintah Jepang merencanakan untuk memulai pelepasan air radioaktif sebelum musim penangkapan ikan dimulai.
Sementara itu, Hong Kong telah berencana untuk melarang impor makanan laut dan produk lainnya dari 10 wilayah Jepang jika negara tersebut membuang air radioaktif olahan dari PLTN Fukushima ke laut.
Pemerintah Hong Kong juga mengatakan berencana untuk melakukan beberapa pembatasan setelah pelepasan air radioaktif ke laut dimulai.
Sebelumnya, China selaku pembeli utama makanan laut Jepang, mengatakan bahwa lautan bukanlah tempat pembuangan pribadi Jepang.