Bisnis.com, JAKARTA — Laboratorium genomik milik Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) diharapkan dapat meraih sertifikat laboratorium internasional pada akhir 2023.
Koordinator Pengembangan Riset Berbasis Cryo-EM BRIN Sandi Sufiandi mengatakan, pihaknya saat ini masih berupaya untuk melengkapi sejumlah dokumen pendukung seperti standar operasional prosedur (SOP) untuk good laboratory practice.
Menurutnya, peneliti di laboratorium genomik telah berhasil melengkapi hampir 40 persen syarat yang dibutuhkan untuk mengurus sertifikasi laboratorium.
“Saat ini kami sedang menyiapkan dokumentasi karena paperworknya cukup banyak. Jadi kami sedang menyiapkan dokumentasinya,” jelasnya kepada wartawan di kawasan Sains dan Teknologi Soekarno Cibinong, Jawa Barat dikutip Rabu (5/7/2023).
Sandi mengklaim bahwa laboratorium genomik saat ini menjadi salah satu laboratorium andalan milik BRIN.
Hal ini lantaran laboratorium yang terletak di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno ini telah menjadi ‘rumah baru’ bagi beberapa alat canggih seperti alat whole genome sequencing (WGS) dan Cryo-EM.
Baca Juga
Kedua alat itu penting karena berfungsi untuk memetakan seluruh data genome dari spesies yang tengah diobservasi oleh BRIN.
Adapun, WGS merupakan alat penelitian yang dulunya adalah milik Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman. Alat itu lantas dipindahkan ke Laboratorium Genomik setelah Eijkman dilebur ke BRIN pada 2021 lalu.
Proses pemindahannya pun tak mudah. Pertama, pihak BRIN harus mencatat alat penelitian yang dimiliki oleh lembaga-lembaga penelitian sebelumnya sesuai dengan kode yang dimilikinya.
Kedua, setelah rampung, BRIN akan memetakan alat mana saja yang perlu dipindahkan dan masih harus ditaruh di Gedung Eijkman yang lama.
“Kita maping semuanya karena cukup masif, itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena milik negara jadi harus dicatat dan pertanggungjawabannya harus jelas,” tambahnya.