Bisnis.com, JAKARTA - Banyak pasukan asing yang membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia termasuk batalyon veteran perang Chechnya, Sheikh Mansur.
Seperti Aslan Ocherkhadzhiev, 43, seorang veteran Chechnya yang tinggal di Norwegia, mengatakan dia datang ke Ukraina untuk melawan Rusia yang telah menghancurkan rakyatnya dalam perang Chechnya.
“Kami kehilangan kemerdekaan kami sebagai akibat dari pertempuran ini. Dan impian kemerdekaan ini terus hidup dalam diri saya, seperti yang hidup di banyak orang Chechnya yang berakhir di Eropa dan negara lain,” katanya seperti dikutip dari Kyiv Independen.
Ocherkhadzhiev merupakan anggota dari batalion Sheikh Mansur. Ia bertubuh tinggi dan bertubuh lebar, memiliki janggut panjang dengan bekas uban. Dia kehilangan jari tengah di tangan kanannya.
Sementara itu, batalyon Sheikh Mansur seperti tentara reguler Ukraina lainnya diperlengkapi dengan baik, dengan senjata berkualitas tinggi dan terpelihara dengan baik.
Diketahui batalyon ini menggunakan nama Sheikh Mansur, nama seorang komandan militer Chechnya abad ke-18 yang turut terlibat perang melawan ekspansi Rusia ke Kaukasus.
Baca Juga
Mansur dikenang karena menyatukan Kaukasus melawan kehadiran Rusia yang semakin meningkat.
Ketika Rusia mengirim pasukan untuk mengejarnya, dia menyatakan perang suci melawan kekaisaran. Setelah melawan Rusia selama bertahun-tahun, dia ditangkap dan dibawa ke Rusia dimana dia meninggal di penjara.
Rusia kemudian berperang melawan orang-orang Kaukasus selama lebih dari 60 tahun. Itu akhirnya menganeksasi wilayah yang akan menjadi Chechnya dan Ingushetia, wilayah yang akan dipertahankan oleh Uni Soviet.
Pada tahun 1991, dorongan menuju kemerdekaan yang lebih besar di sebagian wilayah ini dimulai di bawah kepemimpinan Dzhokhar Dudayev. Pertempuran batalyon Chechnya lainnya di Ukraina dinamai menurut namanya.