Bisnis.com, JAKARTA – Iduladha atau Hari Raya Kurban dikenal sebagai perayaan Pengorbanan. Perayaan ini dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia sebagai hari raya besar selama tiga hingga empat hari.
Iduladha dirayakan pada hari kesepuluh di bulan terakhir dalam kalender Islam, Zulhijjah. Mayoritas umat Muslim akan menghadiri salat khusus yang diadakan di berbagai masjid di seluruh dunia untuk berdoa, di mana seorang imam memimpin doa dan berkhotbah tentang kebaikan pengorbanan, kasih sayang, dan persatuan.
Iduladha memiliki makna khusus karena Hari Raya Kurban menandai puncak ibadah haji, rukun Islam kelima. Ziarah tahunan ke Makkah dan Madinah di Arab Saudi ini merupakan kewajiban bagi pria dan wanita yang secara fisik dan finansial mampu melaksanakannya sekali seumur hidup.
Secara tradisional, hari raya kurban biasanya dirayakan bersama keluarga, teman, dan orang-orang terkasih, biasanya dengan mengenakan pakaian baru atau pakaian terbaik dan saling memberi hadiah.
Melansir Brandeis.edu, Kamis (29/6/23), ketika ditanya tentang asal-usul Iduladha, Nabi Islam, Muhammad, dilaporkan pernah berkata, "Ini adalah tradisi yang diturunkan kepada kita dari Ibrahim."
Hari Raya Kurban berawal dari peristiwa bersejarah ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Tuhan, dalam bentuk penglihatan mimpi, untuk mengorbankan putranya, Ismail.
Baca Juga
Namun, ketika dia sedang mengorbankan putranya, Tuhan mengutus Malaikat Jibril dengan seekor domba jantan yang sangat besar. Jibril memberi tahu Abraham bahwa penglihatan mimpinya telah digenapi dan memerintahkannya untuk mengorbankan domba jantan itu sebagai tebusan untuk putranya. Kisah ini disebutkan dalam Surat #37 Al-Qur'an.
Dari kejadian tersebut, para penganutnya percaya dan merayakan Idul Adha dengan mengorbankan seekor kambing atau domba sebagai persembahan kepada Allah.
Dilansir Muslim Aid, Kamis (29/06/23), Hewan kurban harus berupa domba, anak domba, kambing, sapi, lembu, atau unta. Domba, anak domba, atau kambing terdiri dari satu bagian kurban, sedangkan lembu, sapi, atau unta terdiri dari tujuh bagian per ekor. Hewan kurban harus dalam keadaan sehat dan cukup umur untuk disembelih, dengan cara yang "halal" dan sesuai dengan syariat Islam.
Daging kurban kemudian dibagi menjadi tiga bagian, di mana satu bagian diberikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan, satu bagian lagi diberikan kepada teman dan keluarga, dan bagian terakhir disisihkan untuk dikonsumsi sendiri. Ketiga bagian tersebut menunjukkan pengabdian, ketundukan, dan kerelaan untuk berserah diri kepada Allah.