Bisnis.com, JAKARTA - Pentagon mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) memberi Ukraina paket bantuan militer lain senilai US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun.
Paket bantuan militer itu mencakup sistem pertahanan udara Stinger, sistem rudal antitank Javelin dan amunisi untuk sistem pertahanan udara Patriot.
Selain itu, paket tersebut juga akan mencakup 30 kendaraan tempur Bradley dan 25 pengangkut personel lapis baja Stryker, seperti dilansir dari TASS, pada Rabu (28/6/2023).
Sementara itu, ada juga amunisi tambahan untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi; amunisi penghancuran; peralatan pembersihan tambang; peluru artileri 55mm dan 105mm; rudal yang diluncurkan tabung, dilacak secara optik, dipandu kawat (TOW).
Selanjutnya, juga termasuk sistem anti-lapis baja AT-4; rudal anti-radiasi berkecepatan tinggi (HARM); amunisi udara presisi; senjata kecil dan lebih dari 22 juta butir amunisi dan granat senjata kecil.
Lalu juga terdapat sistem pencitraan termal dan perangkat night vision; peralatan pengujian dan diagnostik untuk mendukung pemeliharaan dan perbaikan kendaraan; suku cadang, genset, dan peralatan lapangan lainnya.
Baca Juga
"Ini akan menjadi penarikan peralatan dari inventaris Departemen Pertahanan untuk mendukung operasi kontraofensif Ukraina, memperkuat pertahanan udaranya,” kata Pentagon.
Menurut Pentagon, sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina, Washington telah memberikan bantuan senilai US$40,5 miliar atau Rp607,6 triliun kepada Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan pejabat Rusia lainnya telah berulang kali meminta perhatian atas bahaya senjata yang dipasok oleh Barat ke Ukraina dapat menyebar ke wilayah lain.
Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov telah memperingatkan bahwa militerisasi Barat di Ukraina secara langsung mengancam keamanan Eropa dan global.